Sragen – Praktek bimbingan manasik haji Kecamatan Sragen dan Ngrampal kali ini ada yang berbeda. Para jamaah mendapat materi melafalkan niat bersyarat. Lafal tersebut dapat digunakan untuk untuk umrah maupun haji. “Labbaikallahumma umratan fain habasani habisun famahalli haitsu habastani” (aku niat umrah untuk Allah, jika ada halangan maka tahalulku ditempat aku terhalang). Adapun niat haji adalah, “Labbaikallahumma hajjan fa in habasani habisun famahalli haitsu habastani” (Aku niat haji untuk Allah, jika ada halangan maka tahalulku di tepat aku terhalang).
Menurut Nursalim, pembimbing manasik haji di kecamatan tersebut, bahwa niat tersebut perlu dilakukan oleh para jamaah, karena rata-rata jamaah terdiri dari para lansia, bahkan beberapa diantara mereka tidak bisa berjalan. Dari sisi kesehatan mereka termasuk golongan resiko tinggi. Dengan melafalkan niat bersyarat tersebut, seandainya jamaah setelah ihram mengalami gangguan seperti sakit atau terkena musibah mereka bisa langsung tahalul tanpa harus membayar dam.
Nursalim menambahkan ”Niat bersyarat itu sesuai dengan hadis nabi yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abas, bahwa ada seorang wanita bernama Dhuba’ah binti Zubeir. Wanita itu ingin beribadah haji lalu Rasulullah saw mengajari agar niat ihramnya ditambahi syarat, yaitu jika aku terhalang maka tahaluluku di tempat itu”.
Praktek bimbingan manasik haji dua kecamatan kota di kabupaten Sragen itu dilaksanakan di Stadion Sepak Bola Nglorog pada hari Senin, (15/05). Bertindak sebagai ketua panitia Surya Sinanggiri dan diikuti oleh 123 calon jemaah haji.(Reni/Sua)