Wonosobo – Nguri-uri Kabudayan adalah sebuah praktik yang penting dalam mempertahankan dan memperkaya warisan budaya Indonesia. Salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan yaitu permainan tradisional atau kerap disebut orang Jawa dengan Dolanan Tradisional. Upaya pelestarian tersebut tengah dilakukan oleh MTsN 1 Wonosobo dengan mengaplikasinannya dalam kegiatan Gelar Gebyar Dolanan Tradisional.
Gebyar digelar pada hari Kamis, (22/6) di halaman madrasah setempat, yang diikuti oleh seluruh peserta didik MTsN 1 Wonosobo.
Mochammad Abdul Malik sebagai Kepala Madrasah (Kamad) menyampaikan kegiatan ini diadakan sebagai salah satu rangkaian class meeting semester genap sekaligus untuk nguri-uri budaya, “Asiik, rame dan semua menikmati. Dengan kegiatan ini kami berharap peserta didik mengenal dan memahami tentang budaya dolanan tradisional yang dapat meningkatkan kemampuan sosial, emosional, fisik , mental, serta dapat mempelajari nilai nilai budaya,” jelasnya.
Ia tidak menyangka jika peserta didik sangat antusias mengikuti dan menikmati kegiatan ini, “kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan diaplikasikan peserta didik dirumah, sehingga peserta didik tidak melulu bermain gadget mereka,” tandas Abdul Malik.
Dalam gelaran Gebyar Dolanan Tradisional ini, menampilkan beragam jenis permainan tradisional yang telah dikenal sejak zaman dahulu, diantaranya yaitu engklek, dakon, gobak sodor, enggrang, delikan, bekel, cublak-cublak suweng, lompat tali dan banyak permainan tradisional lainnya.
Mengetahui adanya kegiatan tersebut, Kakankemenag Kab. Wonosobo sangat mengapresiasi ide yang diambil dalam mengisi class meeting. Ia sebutkan, kegiatan tersebut mempunyai efek positif, selain untuk mengisi kegiatan anak-anak juga sebagai wahana melestarikan budaya Indonesia.
“Ditengah kecanggihan teknologi yang semakin maju, MTsN 1 Wonosobo berusaha untuk mengajarkan kepada siswa betapa pentingnya menjaga warisan budaya yang berharga ini. Kegiatan yang patut diapresiasi, dan diharapkan dilestarikan setiap semester,” katanya.
Panut menyebutkan, Gebyar Dolanan Tradisional ini merupakan salah satu cara tepat yang madrasah ambil untuk menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional yang mulai terabaikan di tengah kemajuan zaman. Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, siswa-siswi dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Pentingnya nguri-uri Kabudayan, terletak pada pemeliharaan identitas budaya kita. Dengan memahami dan menghargai tradisi-tradisi yang dimiliki Indonesia, kita dapat memperkuat ikatan dengan nenek moyang kita serta menghormati nilai-nilai yang mereka wariskan. Nguri-uri Kabudayan juga membantu menjaga kesinambungan budaya di tengah perkembangan zaman yang terus berubah,” tandasnya.
Diakhir kalimatnya, Panut menyampaikan bahwa warisan budaya mengandung ajaran-ajaran yang mengajak kita untuk hidup harmonis dengan alam, masyarakat, dan Tuhan.(Ps-ws/Miftahul Munip)