Pelaksanaan P5RA dengan Tema Gaya Hidup Berkelanjutan “Pengolahan Limbah Rumah Tangga”

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

KAB.PEKALONGAN, KEDUNGWUNI — Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil Alamin (P5RA) dengan mengusung tema gaya hidup berkelannjutan “Pengolahan Limbah Rumah Tangga”. Proyek ini bertujuan mengenalkan kegiatan projek pelajar Pancasila, peserta didik diharapkan dapat menambah nilai guna barang limbah tersebut sehingga dapat bermanfaat untuk kehidupan, dan produk pengolahan limbah dapat ditampilkan saat kegiatan karnaval HUT RI ke-78. Demikian dijelaskan Eni Muhanah, S.Pd., Wakamad Kurikulum MTs. N 1 Pekalongan.

Kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan diantaranya penanganan masalah sampah. Misalnya saja sampah plastik. Sampah tersebut jika ditimbun atau dibakar akan berdampak buruk pada lingkungan yang berakibat merusak kandungan tanah dalam jangka waktu tertentu.

Projek ini didesain agar peserta didik dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah dan mengambil keputusan dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan aksi.

Kegiatan P5RA di MTs Negeri 1 Pekalongan dilaksanakan selama 6 hari yaitu pada hari Kamis, Jumat, Sabtu,Senin, Selasa, Rabu tanggal 10-16 Agustus 2023. Target pencapaian proyek penguatan profil pelajar Pancasila dengan tema pengolahan limbah rumah tangga ini adalah siswa memiliki sikap peduli terhadap alam sekitar. Gaya hidup berkelanjutan terjadi karena aktivitas manusia dan berpengaruh kepada cara kita hidup dan masa depan bumi. Salah satu masalah terbesar yang tengah dihadapi oleh dunia adalah pengelolaan sampah termasuk di level rumah tangga.

Kegiatan projek dilakukan dengan asyik dan menarik oleh peserta didik kelas VIII yang didampingi guru koordinator dan guru fasilitator projek. Dengan memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang seperti sampah plastik, kain perca, dan kardus bekas serta dimodifikasi menggunakan bahan pendukung lainnya. Karena sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah seringkali mengacu kepada material sisa yang tidak diinginkan atau tidak bermanfaat bagi manusia setelah berakhirnya suatu kegiatan.

Peserta didik sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut. Sebab, mereka juga belajar proses pengolahan, bekerja sama, kesabaran, ketelitian dan ketelatenan.

Pada tahap aksi nyata, peserta didik mulai melakukan dan mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari dengan membuat aneka produk dari berbagai barang bekas. Pada tahap ini anak meresa senang sekaligus bangga karena dapat membuat karya sesuai imajinasi mereka sendiri. Hasil dari produk yang dibuat, disosialisasikan dan dipasarkan di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. (IY, US/MTb/bd)