Kota Magelang – Seni rebana saat ini telah menyehati disemua kalangan. Bahkan di kalangan muda bertebaran dimana-mana Syecher mania yang gandrung dengan Habib Syech Assegaf Solo, adapula Azzahir mania yang dikomandani oleh Habib Zainal Abidin Pekalongan.
Kini lantunan rebana hampir menjadi musik sehari-hari yang biasa diputar di rumah, kampung, sekolah, perkantoran dan bahkan dikalangan para pejabat, sehingga menjadi tuntunan sekaligus tontonan bergengsi.
Salah satu cabang seni dalam lomba Mata Pelajaran dan Seni Islam (MAPSI) Tingkat SMP yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang di tahun ini adalah kesenian rebana.
Sri Marjanah Dwi Astuti, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kankemenag Kota Magelang yang berkesempatan menjadi juri cabang rebana pada MAPSI tahun ini mengungkapkan kebanggan atas tampilan para peserta.
”Alhamdulillah dari tahun ke tahun tampilan peserta di cabang seni rebana semakin berkualitas. Aransemennya semakin kreatif dengan paduan musik etnik Jawa. Olah vokalnya juga semakin merdu. Gerak tari yang kompak dan pilihan kostum yang indah semakin menambah apik tampilannya,” ujar Wiwik, sapaan akrab Sri Marjanah Dwi Astuti, Kamis, (14/9).
”Sangat membanggakan kawula muda milenial di Kota Magelang ini. Meraka bersemangat bersyiar dengan kemampuan seninya, sekligus nguri-uri seni budaya Jawa sehingga menambah khasanah budaya Islam,” imbuhnya.
Ia juga berharap lantunan sholawat serta syair-syair berpetuah kebaikan terus berkumandang di penjuru negeri, sehingga menciptakan mewujudkan Indonesia yang penuh dengan keberkahan dan baldah thoyyibah. (Wiwik/Hari/bel)