AICIS 2024 Bukti Kuatnya Komitmen Intelektual Atasi Masalah Global

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Musta’in Ahmad mengungkapkan harapan agar forum AICIS 2024 dapat menghasilkan kesepakatan bersama untuk mengatasi permasalahan kemanusiaan global. Hal tersebut diungkapkan pada seremoni pembukaan resmi The 23rd Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 di UIN Walisongo, Semarang pada Kamis (1/2/2024) malam.

Gelaran akbar ini mengangkat tema bertajuk Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues. Tema besar ini lahir dari sebuah refleksi dan pemikiran tentang interaksi antara kajian agama (Islam) dengan berbagai tantangan kemanusiaan saat ini. Ketegangan sosial politik internasional, seperti perang Rusia dan Ukraina, konflik Israel dan Palestina, serta berbagai ketegangan dan konflik di berbagai belahan bumi lainnya, secara konstan melahirkan berbagai tanggapan dengan sentimen keagamaan yang kuat.

“Hadirnya para akademisi, cendikiawan, dan para tokoh agama di AICIS 2024 ini menandakan kuatnya ghirah dan komitmen intelektual mereka untuk berkontribusi dalam menciptakan kemaslahatan bagi umat manusia,” harap Musta’in.

AICIS 2024 memiliki lima kegiatan utama, yaitu: Plenary Session, Parallel Session, On Stage Discussion, 1st Southeast Asia Religious Leaders Summit, dan Declaration of Semarang Charter. Selain itu, ada pula agenda lain, seperti Islamic Culture and Civilization Expo, Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique, Semarang Cultural Trip, Semarang Halal Food Festival, dan Penanaman Pohon Perdamaian.

Sejumlah pembicara kredibel dari berbagai belahan dunia diundang, termasuk Dr. (HC) KH. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum PBNU), Prof. Dr. Ismail Fajri Alatas (New York University), Prof. Rahimin Afandi bin Abdul Rahim (Universitas Malaya), Prof. Dr. Claudia Saise (Humboldt University Berlin), Prof. Dr. Dora Marinova (Curtin University), Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute National University of Singapore), Dr. Ibrahim Al Ansari (Qatar University), Prof. Dr. Kamaruzaman (Presiden AMAN), Dr. Mujahid Yusof Rawa (Former Religious Affair).

“Besar harapan kita supaya AICIS ini dapat menjadi forum untuk menggali perspektif tentang bagaimana konflik itu terjadi dan kemungkinan penyelesaiannya. Lebih khususnya untuk menggali bagaimana peran nyata agama mewujudkan keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan umat manusia,” pungkas Musta’in. (PS/ BEL)