Kakanwil Ingatkan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Halaqoh Revitalisasi PAUDQu

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang (Humas) – Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dan menjaga kesinambungan pendidikan warga negara Republik Indonesia, perlunya diberikan afirmasi terhadap satuan pendidikan pada Lembaga Pendidikan Keagamaan Islam terutama Pendidikan Anak Usia Dini Al-Qur’an, Bidang PD. Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah mengadakan Halaqoh Revitalisasi Lembaga Formal Pesantren Pendidikan Anak Usia Dini Al-Qur’an (PAUDQu) di Hotel Candi Indah Kota Semarang, Kamis s.d. Sabtu, 11 s.d.13 Juli 2024.

Diikuti para alim ulama dan Kepala PAUDQu di Jawa Tengah, IPPAQI Jateng, serta FKPQ Jawa Tengah. Ketua Tim Kerja LPQ PD. Pontren, Sri Puah, menyampaikan laporan bahwa kegiatan ini untuk memberikan gambaran pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Al-Qur’an (PAUDQu) tentang peningkatan kualitas manajemen lembaga baik dari segi mutu, efektifitas, efisiensi, produktifitas, dan inovasinya.

“Termasuk juga meningkatkan validasi data santri Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Al-Qur’an (PAUDQu) di Jawa Tengah,” jelas Sri Puah.

Didampingi seluruh Ketua Tim Kerja PD. Pontren, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, H. Musta’in Ahmad menyampaikan jika Kementerian Agama memiliki tugas dan tanggungjawab mengelola bidang Keagamaan dan Pendidikan Agama.

“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun untuk membentuk sikap tersebut peserta didik haruslah bisa mengembangkan potensi beberapa sikap diri yang harus dimiliki yaitu, mempunyai spiritual keagamaan, ,” jelasnya.

Kakanwil juga menjelaskan bahwa pendidikan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Karena keluarga memiliki (8) delapan fungsi (dalam Undang-undang) yang salah satunya adalah fungsi pendidikan.

Menurut Kakanwil yang utama adalah bagaimana PAUDQu bisa membangun sumber daya manusia yang berorentasi pada penanaman karakter, jiwa dan watak yang mencerminkan kepribadian bangsa yang luhur dan berdasar Al-Qur’an.

“Anak-anak usia dini apalagi berbasis Al-Qur’an harus dapat membangun karakter qurani, seperti halnya moderat dan tawadhu. Meskipun begitu tetap harus diajarkan karakter kepribadian bangsa yang baik, seperti toleransi, musyawarah, gotong royong dan cinta Tanah Air,” jelasnya.(sua)