Kota Magelang – Tadarus Al Qur’an adalah amalan rutin dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW ketka di bulan ramadhan. Merujuk buku berjudul Berinteraksi dan Alquran hasil karya Yusuf Qaradawi (1999 :217), arti dari tadarus Al Qur'an adalah berusaha untuk mengetahui lafal-lafal dan redaksinya, pemahaman dan maknanya, ibrah yang dikandungnya, hukum-hukum, dan etika yang diajarkannya. Agar tadarus Al Qur’an di bulan Ramadhan bisa dilakukan secara efektif hendaklah terpenuhi syarat utamanya, yaitu haqqa tilawatih. Yang dimaksud haqqa tilaawatih yaitu membaca al-Qur`an dengan melibatkan baik lisan, akal maupun kalbu. Lisan bertugas membacanya dengan benar sesuai kaidahnya, akal bertugas memahami artinya, dan kalbu bertugas meresapi dan merenungi segala maknanya agar dapat mengambil nasihat dan pelajaran serta menaati segala perintah dan larangannya.
Rabu (06/05) bertempat di Mushola Al Iman, Majlis Taklim Nurul Izzah menutup program kegiatan tadarus Al Qur’an di bulan ramadhan tahun ini. Majlis Taklim Nurul Izzah yang beralamat di kampung Karang Kidul merupakan salah satu majlis taklim bimbingan Penyuluh Agama islam Fungsional Kementerian Agama Kota Magelang. Kegiatan tadarus Al Qur’an yang dimulai sejak awal ramadhan dilaksanakan rutin setiap hari setelah menunaikan sholat dzuhur.
Nur Arofah PAIF Kementerian Agama Kota Magelang, selaku pembimbing majlis taklim mengatakan “Alhamdulillah selama bulan ramadhan kita diberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga atas ijin Allah SWT hari ini kita dapat mengkhatamkan 30 juz dari Al Qur’anul karim. Hikmah yang kita peroleh dengan melaksanakan tadarus antara lain adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt, mendapat keutamaan ibadah pada bulan Ramadhan, meningkatkan kemampuan membaca Alquran, membersihkan diri dari dosa-dosa sehingga hati merasa tenang dan lain sebagainya” terangnya dalam ceramah.
Mengutip hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari , “Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya orang yang paling utama di antara kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya. Ketidaklancaran kita dalam membaca ayat suci Al Qur’an tidak boleh menjadi penghalang untuk tidak melakukan tadarus Al Qur’an. Belajar dan teruslah belajar, jangan pernah malu dan berputus asa, jika memang belum bisa membacanya. Kami akan selalu siap membimbing jama’ah semua hingga tidak buta huruf hijaiyyah” kata Nur Arofah menambahkan. (Arofah/HS)