Banjarnegara – Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) MAN 2 Banjarnegara turut memeriahkan aksi Jateng Gayeng Telung Ng yang digelar oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dalam rangka Konggres Sampah II tahun 2021 yang merupakan puncak peringatan Lingkungan Hidup se-Dunia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pelajar Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah di tempat tinggal masing-masing dan aksi tersebut diunggah di media sosial Instagram masing-masing tanggal 4 sampai 13 Juni 2021.
Kepala Madrasah, Ridlo Pramono mendukung penuh kegiatan tersebut. Menurut beliau sudah seharusnya para pelajara turut aktif dalam kegiatan positif seperti ini.
“Kami mengapresiasi dan mendukung penuh aksi yang dilakukan perwakilan anggota OSIM, selain jiwa semangat berkompetisi yang terus kita pupuk, tidak lupa juga aksi-aksi sosial serupa yang bernilai positif terus kita gencarkan untuk diikuti para peserta didik, semangat terus dan teruslah berpartisipasi dalam kegiatan positif yang bermanfaat,” ungkapnya.
Sementara Agus Mahmud, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus Pembina OSIM menyampaikan jika keikutsertaan dalam kegiatan serupa sangat bermanfaat bagi para peserta didik maupun madrasah.
“Ada banyak manfaat yang bisa kita petik untuk mengikuti kegiatan aksi Jateng Gayeng Telung Ng ini. Di antaranya adalah memberikan pengalaman yang berharga bagi peserta dalam kegiatan sosial, menumbuhkan kesadaran untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari dan sebagai salah satu media promosi madrasah yang aktif dalam kegiatan sosial yang digalakkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Sesuai dengan makna dari Telung Ng dalam Bahasa Jawa yang berarti Ngelongi (mengurangi), Nganggo (menggunakan kembali), Ngolah (mendaur ulang), perwakilan anggota OSIM atas nama Qotrunnada Khoirunisa, Aisyah Nur L. dan Maulidia Rahmawati membuat kreasi kerajinan tangan dari sampah plastik dan botol bekas.
“Saya merasa senang dapat berpartisipasi mengikuti kegiatan aksi Jateng Gayeng Telung Ng yaitu sebuah kegiatan untuk mengurangi penggunaan sampah plastik untuk didaur ulang. Ternyata dengan hal tersebut yang semula tidak berguna bisa mempunyai nilai guna tinggi dan bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Selain itu, dapat mengingatkan kepada kita semua khususnya para pelajar, generasi penerus bangsa untuk selalu menjaga dan mencintai lingkungan sekitar dengan cara Ngelongi, Nganggo, lan Ngolah,” ungkap Qotrunna Khoirunnisa. (ta/ak/rf)