Warna: Simbol perkembangan mental anak usia dini

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Rembang—Ubay (4) dan Risa (4) tengah sibuk memilih-milih warna crayon yang tepat untuk mewarnai sehelai kertas bergambarkan seorang anak putri yang sedang bermain di taman rumah. Dengan imajinasinya yang sedang berkembang, dua bocah ini dengan senangnya mencoretkan crayon memenuhi setiap ruang kertas bergambar tersebut. Sehingga menjadi gambar utuh dan berwarna indah sesuai dengan keinginan mereka.

Itulah kesibukan siswa-siswi RA ketika mengikuti lomba mewarnai yang diadakan oleh Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Rembang, Rabu (26/11) di aula Kantor Kementerian Agama kabupaten Rembang.

Ketua IGRA Kabupaten Rembang, Hj. Nuryani, S.Ag mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai partisipasi memeriahkan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke-69. Bekerjasama dengan Hufalisyn, acara berlangsung dengan meriah dan sukses.

Para anak-anak pun tampak gembira. Karena IGRA memberikan apresiasi beberapa bingkisan hadiah untuk hasil karya setiap anak. Tak kalah seru bagi para guru RA. Mereka yang bisa menjawab pertanyaan juga mendapatkan hadiah menarik. Namun tentu saja dipersembahkan hadiah menarik bagi mereka yang mendapatkan juara I, II, II, dan harapan I, II, dan III.

“Dengan memberikan hadiah kepada setiap anak, maka mereka akan senang dan merasa dihargai. Sesuai dengan prinsip mendidik anak, bahwa setiap hasil karya mereka harus mendapatkan penghargaan dari orang-orang sekitar mereka,” ujar Nuryani.

Simbol mental

Dalam sambutan pembukaannya, Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Rembang yang diwakili oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Drs. H. Mohammad Ali Anshory mengatakan, lomba mewarnai semacam ini sangat positif untuk perkembangan anak usia dini.

Menurutnya, warna adalah simbol perkembangan mental anak. Anak-anak cenderung menyukai warna-warna yang cerah. Hal ini sesuai dengan perkembangan jiwa mereka yang selalu ingin tampil riang. “Selain itu, mewarnai juga melatih daya imajinasi dan kreativitas anak,” sambungnya.

Beliau berharap, kegiatan ini akan memberikan warna positif bagi perkembangan dunia pendidikan di Indonesia, utamanya bagi RA yang bernaung di bawah Kementerian Agama.—Shofatus Shodiqoh