Temanggung – Bertempat di halaman SD Muhammadiyah 1 Temanggung, Sabtu (02/02) sebanyak 89 penghafal Al-qur’an atau Khuffadz juz 27, 28, 29,dan 30 telah diwisuda. 89 siswa tersebut berasal dari 84 siswa program tahfid dan 5 siswa dari program reguler.
Kepala SD Muhammadiyah, Taufan Sugiyanto dalam laporannya menyatakan bahwa, dengan diwisudanya 89 Khuffadz tersebut berarti total siswa yang telah hafal Al-Qur’an sesuai dengan target program kelas tahfid seluruhnya berjumlah 288. Untuk bisa diwisuda para siswa harus berjuang luar biasa karena mereka harus melewati 3 tahap pengujian. Pengujinya pun bukan pengujinya sendiri, tetapi didatangkan langsung dari luar, untuk tahun ini didatangkan khusus dari pesantren Al- Mukmin Tembarak.
Program kelas tahfid, bukan kelas boarding, namun siswa yang memilih seleksi program tersebut. diberikan tambahan pelajaran tahfidz yang dibimbing dan didampingi oleh 14 ustadz/ustadzah. dengan pendampingan intensive, ternyata target bisa dicapai, walaupun kesulitan kadang muncul juga, diantaranya adalah sering terjadi tidak connect antara suasana sekolah dan suasana rumah , antara pendidikan formal dengan informal. “Di sekolah sekolah siswa dididik dalam suasana kondusif, sementara di rumah TV, Hp tidak pernah lengah. Demikian kata Taufan lewat nada humornya.
Sementara itu Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung di wakili oleh Kasi Pendidikan Agama Islam, H. Ahmad Sugiyarto, SH,MM. Dalam sambutannya memberikan apresiasi, bahwa anak adalah aset bangsa, karena estafet kepemimpinan pada akhirnya akan diwariskan kepada mereka. Jika fondasi akidahnya akhlaknya dan prestasinya kuat maka akan lahir pemimpin-pemimpin yang amanah yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang sejahtera dan berkeadilan. Penghafal Al-Qur’an merupakan aset nasional, bagi orang Islam Al-Qur’an adalah pedoman hidup sehingga menerapkan program Tahfidz di SD Muhammadiyah yang notabene sekolah berbasis Islam merupakan ide cerdas. Para Orang tua saat ini sudah mulai selektif dalam memilih sekolah bagi putra-putrinya, mereka akan melihat Outputnya. Jika Out put baik tak perlu publikasi yang menguras tenaga dan biaya, mereka dengan sendirinya akan berbondong-bondong mendatangi sekolah yang diinginkannya. “Melalui program tahfidz diharapkan akan muncul bibit- bibit Khuffadz yang handal yang akan mewarnai negeri ini lanjutnya
Acara juga diisi Tausiyah oleh Ustadz Muhammad Nurul Ahyar dari Pondok Pesantren Darul Muhlasin, dalam Tausiyahnya mengatakan Al-Qur’an itu ” (Laisa min Kalamil Basyar)”, bukan perkataan manusia tetapi merupakan Kallam Allah dan mukjizat yang agung, karena itu hendaknya selalu di baca setiap hari dengan Tartil. Dengan mengutip hadist yang menegaskan setiap ayat yang dibaca dengan baik akan mengangkat derajat pembacanya. Diakhiri Tausiyahnya Ustadz Ahyar berpesan, agar para siswa menjadi orang yang selalu dekat dengan Al-Qur’an.” Silahkan jadi dokter, polisi, pengusaha, anggota dewan dan jadi apa saja, tetapi jangan pisahkan Al-Qur’an dari hati kalian semua “.
Dari 86 Haffidz yang diwisuda, 26 siswa memperoleh predikat Jayyid, 60 siswa berpredikat Jayyid Jidda, dan 1 siswa an. Farras Mamduh memperoleh predikat Mumtaz. (Ayn/Sua)