Batang – Untuk mengenalkan para siswa pada dunia kerja dan bisnis, MA Muhammadiyah Limpung mengadakan kegiatan Outing Class dalam bentuk kunjungan ke Creative Farm di desa Gumawang Kecamatan Pecalungan pada Selasa,(16/11) kemaren. Sebanyak 38 siswa kelas X didampingi oleh 6 orang guru rombongan itu belajar wirausaha yang bergerak dibidang pertanian .
Kepala MAM. Limpung Ahyaudin dalam keterangannya mengatakan bahwa kegiatan outing class ini bertujuan untuk memperkenalkan para siswa tentang kewirausahaan kususnya yang berkaitan dengan pertanian.
“Kegiatan ini sebagai sarana belajar agripreaneur para siswa yaitu wirausaha yang bergerak di bidang pertanian agar siswa tidak hanya belajar teori di kelas saja tetapi melihat langsung praktik di dunia kerja,” kata Ahyaudin.
Sementara itu Manajer creative farm Rokhayatul Karomah, yang ditemui langsung dilokasi itu menjelaskan Creative farm merupakan sebuah wadah untuk pengembangan diri melalui aktivitas yang positif untuk mencetak enterpreneur dibidang pertanian.
“Tim creative farm berjumlah 9 personil, dalam proses pengembangan diri anggota, kita lakukan pelatihan bersama senior dibidangnya seperti pengembangan diri budidaya alpukat ke pakar alpukat, bagian pembibitan belajar dengan profesional pembibit, grading buah panen ke senior grading,” ungkap Rokhayatul Karomah.
Dia juga menjelaskan bahwa Creative farm juga salah satu tempat Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya (P4S) dimana anggotanya adalah anak muda pecinta partanian.
“Untuk P4S sendiri kami memiliki beberapa anggota, diantaranya anak muda pecinta pertanian dan para senior pertanian yang saling sharing ilmu karena mereka praktisi pertanian, tiap 1 bulan sekali berdiskusi dan kegiatan kunjungan lapangan untuk menambah jaringan dan peluang. Kemitraan kami di Batang, Pekalongan, Pati, Kudus, Demak, Bandung, Sukabumi, Pasuruan, Kendari, dan lainnya,” lanjutnya.
Setelah diterima oleh manajer, para siswa diperkenalkan berbagai pengetahuan baik secara teori maupun praktik. Founder craetive farm (Pendiri Creative Farm), Hartono dalam keterangannya mengatakan bahwa kegiatan ini mengenalkan para siswa pada dunia kerja, bisnis, dan diharapkan mampu menerapkan ilmu ke rumah
“kegiatan ini bukan hanya jalan-jalan atau study biasa, tetapi ada tujuan khusus (outcome) yang jelas dan bisa dipraktikkan di rumah,” tuturnya.
Dia juga memberikan motivasi pada para siswa agar tekun dan berusaha mencoba apa yang dipraktikan disini, menurutnya ilmu dan pengalaman yang didapatkan disini suatu ketika akan bermanfaat dan para siswa akan dapat menjadi agripreneur milenial
“ Jadilah agripreneur milenial yang mampu menciptakan inovasi baru sebagai problem solver untuk petani-petani di desa. Selalu melakukan yang terbaik untuk perubahan para petani, dimana sekarang sudah masuk era 5.0”, tuturnya.
Selesai pelatihan para siswa mendapat kesempatan berkunjung ke “Tokoo Ndeso” tempat produksi kopi untuk melihat produksi dan pengemasannya secara langsung. Perjalanan dilanjutkan menuju kebun jambu kristal untuk belajar cara perawatan sampai pemanenan , mereka diberi kesempatan untuk memetik jambu kristal yang sudah matang.(Hana / Zy)