Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah, KH Taj Yasin menilai, moderasi beragama sangat penting untuk menjaga hubungan antarmanusia di tengah kehidupan yang heterogen. Hal ini disampaikan Wagub dalam kegiatan Desiminasi Hasil Penelitian dan Deklarasi Moderasi Beragama yang digelar oleh Balai Litbang Agama Semarang pada Rabu (24/11/2021) di Hotel Pandanaran Semarang.
Hadir dalam acara ini, Rais Syuriah PWNU Jateng, KH Ubaidillah Shodaqoh Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji, Kepala Balai Litbang Agama Semarang, Samidi, dan sejumlah peserta dari MUI, FKUB, PWNU, Muhammadiyah, LDII, Kanwil Kemenag Jateng, dan universitas di Semarang. Sementara dari Kankemenag Kota Semarang diwakili oleh Kasubag TU, Rachmad Pamudji, Timdal KUB M. Dintha Kurnia, dan Pranata Humas Shofatus Shodiqoh.
Wagub mengatakan, moderasi beragama adalah sebagai hifdzun nafs (menjaga kemanusiaan). Menurutnya, agama bukan hanya diciptakan untuk pemeluk agama tersebut, namun juga untuk menjaga hubungan dengan sesame manusia yang memeluk agama lain.
“Agama itu dibuat bukan hanya untuk pemeluk agama yang diyakini, tapi juga menjaga hubungan sesama manusia. Kalau tidak, maka akan ada saling membunuh,” tutur Wagub.
Wagub menyampaikan pula, masing-masing pemeluk agama harus bisa saling menghormati dengan pemeluk agama lainnya. Menurutnya, agama itu sudah moderat. Apabila ada tindakan intoleransi, itu muncul dari cara beragama individu.
Ägama itu sudah moderat. Maka yang perlu dimoderasi adalah orangnya. Bagaimana menjalankan agama secara moderat,” ucap Wagub.
Analis Humas dan Protokol Kemenag Kota Semarang, Dintha Muhammad Kurnia mengatakan, moderasi beragama sudah menjadi nafas masyarakat Kota Semarang sejak lama. Hal ini karena masyarakatnya yang sangat heterogen, baik agama, etnis, dan budaya. – dintha/iq/bd