Purbalingga – Birokrasi seharusnya mempercepat, memperdekat, mempermudah, mempermurah bahkan bilamana perlu menggratiskan biaya layanan. Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H. Must’ain Ahmad pada acara Pembinaan ASN Jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di Aula Uswatun Khasanah Purbalingga, Rabu (8/12/2021).
Kegiatan Pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digelar dengan mengangkat tema Menjaga Harta Benda Wakaf sebagai Aset Umat tersebut menghadirkan para pejabat struktural dan pejabat fungsional di lingkungan Kantor Kementerian Agama kabupaten Purbalingga, para Pengawas Pendidikan Madrasah / Pengawas PAI serta para Kepala KUA dari seluruh kecamatan yang ada di kabupaten Purbalingga.
Dalam pembinaannya Kakanwil Musta’in Ahmad mengajak para ASN yang hadir untuk melakukan refleksi diri.
“Sering saya sampaikan, filosofi hidup kita ini seperti seseorang yang menyelam dalam lautan dengan tugas mengambil mutiara yang ada di dasar lautan. Semua penyelam tidak tahu kapan oksigen yang ada dalam tabung tersebut akan habis. Tetapi dua hal yang pasti diketahui adalah bahwa oksigen yang ada dalam tabung itu pasti akan habis dan mereka harus keluar dari air,” ungkapnya filosofis.
Ia menambahkan, setelah oksigen habis semua penyelam harus menghadap sang pemberi perintah untuk mempertanggungjawabkan tugas yang didiberikan kepadanya.
“Maka ketika kita sebagai seorang penyelam hanya terbuai dengan keindahan laut, asyik bermain-main dengan ombak dan oksigen di tabung habis dan tidak sempat mendapatkan mutiara maka apa yang akan kita sampaikan kepada juragan yang memberi tugas kepada kita?” ujarnya.
Kakanwil Musta’in pun mengingatkan seluruh ASN yang hadir akan hal yang sama dalam kehidupan manusia.
“Jika kita semua adalah para penyelam, tabung oksigen adalah jeda waktu atau masa hidup kita dan sang juragan adalah Allah SWT maka mutiara itu adalah ahsanu ‘amala – amal terbaik dalam hidup kita,” jelasnya.
Ia pun mengajak para ASN untuk melakukan kinerja terbaik dalam masa kerjanya dan perbuatan-perbuatan baik di masa hidupnya agar kelak dapat mempersembahkan mutiara-mutiara kehidupan saat menghadap Sang Penguasa Alam Semesta.
Selain itu ia menandaskan pentingnya trust and loyality, pentingnya peranan Humas di Kementerian Agama serta pemahaman semboyan Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Musta’ain juga meenjelaskan alasan mengapa pelayanan di Kementerian Agama harus begitu baik.
“Mengapa pelayanan di Kementerian Agama harus begitu baik, karena kita bukan hanya mengejar kepuasan publik, namun kita mengejar kebahagiaan publik,” tandasnya.* (sar/bd)