Karanganyar – Kemenag Karanganyar dalam hal ini Penyelenggara Katholik menggelar “Workshop Pembuatan Video Pembelajaran Pendidikan Agama Katholik Dan Budi Pekerti Di Masa Pandemi Covid-19” pada Jumat, 12/3/2021, di gedung aula Gereja Santo Pius X Karanganyar. Workshop yang di buka oleh Penyelenggara Katolik Kabupaten Karanganyar Ibu E. Sri Wahyuningsih, S.Ag. dengan jumlah peserta 44 Orang.
Ibu E. Sri Wahyuningsih, S.Ag. menyampaikan bahwa guru Agama Katholik harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan pendidikan saat ini .
“Guru itu adalah fasilitator dalam dunia pendidikan, sehingga jika fasilitas itu menarik dan menyenangkan anak akan semangat belajarnya, namun jika guru tak mau mengikuti arus perkembangan jaman, maka akan ditinggalkan oleh anak-anak,” ujar Sri.
Sebagai narasumber pertama dalam kegiatan ini adalah Romo Robertus Tri Widodo Pr, Spiritualitas Guru Agama Katolik yang menyampaikan materi tentang “Spiritualitas Guru Agama Katolik”. Beliau menyampaikan teladan Guru yang utama adalah Yesus sendiri.
“Dimanapun Yesus berada selalu mengajar bahkan ditempat-tempat terbuka seperti perbukitan bahkan tepi laut. Bisa di bayangkan kondisi di alam terbuka dengan jumlah orang banyak yang ingin mendengarkan ajaran Yesus, tentu membutuhkan strategi dalam mengajar, misalnya suara yang lantang dan jelas, juga kalimat-kalimat yang mudah di pahami oleh orang lain, sehingga apa yang hendak disampaikan sungguh di pahami oleh pendengar. Demikian juga seorang guru harus memberikan ilmunya dengan strategi yang tepat sehingga mudah di pahami oleh siswa. Terlebih tugas Guru bukan hanya mentransfer ilmu saja namun menjadi pelayan bagi siswa-siswinya sehingga pelajaran dapat terjadi dan tertanam dalam diri siswa,” ujar Romo Robertus Tri Widodo Pr.
Selanjutnya materi kedua dibawakan oleh Yohanes Adventus David Kristian,S.Ag, tentang Pembuatan Video Pembelajaran Agama Katolik.
“Pada masa pandemi covid-19 ini pembelajaran dilakukan secara daring, hal ini membutuhkan kreatifitas guru untuk menyampaikan materi secara virtual dan dituntut untuk lebih menarik. Hal itu bisa dilakukan salah satunya dengan menggunakan aplikasi yan tersedia di internet antara lain quiz dan lain-lain. Juga perlu kreatifitas untuk membuat video yang menjelaskan pelajaran, sehingga pelajaran jadi menarik dan mudah di pahami oleh siswa,” papar Yohanes Adventus David Kristian,S.Ag.
Materi terakhir yang disampaikan oleh Purwo Nugroho Christanto, S.PdK, yang mengupas tentang Penilaian Pendidikan Agama Katolik.
“Salah satu proses yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran adalah melakukan penilaian, hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Penilaian dilakukan baik dari sisi spiritual, sikap dan ketrampilannya. Banyak aplikasi yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian ini, misalnya siswa mengerjakan tugas maka di akhir penyelesaian itu dapat diketahui nilai dari siswa tersebut, aehingga guru langsung bisa mengevaluasi tindak lanjut yang harus ditempuh terhadap masing-masing siswa karena hasil dari masing-masing siswa berbeda maka tindak lanjut yang dilakukan guru juga berbeda pada setiap siswa,“ ujar Purwo Nugroho Christanto, S.PdK.
Pelatihan ini diharapkan dapat memompa semangat para guru Agama Katolik untuk tetap berkarya dan berdaya dengan tetap berinovasi dengan pembelajaran yang kreatif serta inovatif.(ida-tere/sua)