Banjarnegara – Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mengikuti Peringatan Isra Mi’raj secara virtual melalui aplikasi Zoom yang diselenggarakan oleh DPW Kementerian Agama Pusat (19/3). Adapun kegiatan ini diikuti oleh 602 DWP, terdiri dari DWP Kanwil, DWP Perguruan Tinggi Negeri dan DWP Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Sesuai dengan surat tugas dari ketua DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara Nomor B.14/Set/DWP.Kemenag/III/2021, Tanggal 17 Maret 2021, sebanyak 10 anggota DWP Kemenag diharuskan mengikuti zoom meeting rangka memperingati Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW Tahun 1442 H dengan tema “Peristiwa Isro Mi’roj Sebagai Motivasi Dalam Membangun Moderasi Beragama” dengan narasumber Prof. Muhammad Quraish Shihab”.
Dalam sambutan pembukaan, Penasehat DWP Kemenag Eny Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa Isro’ Mi’roj merupakan peristiwa penting, sebagai sebuah perjalanan spritual dan intelektual yang dilaksanakan oleh manusia istimewa, Nabi Muhammad SAW.
“Keistimewaan ini karena merupakan perpaduan antara fisik dan batin, perjalanan fisik bermakna melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di Palestina, secara batin Kemudian dilanjutkan perjalanan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha bertemu Alloh Swt. Isro Mi’roj juga merupakan perjumpaan intelektual sekaligus spriritual antara Nabi Muhammad SAW dengan Allah Swt. yang menghasilkan risalah sholat 5 waktu yang menjadi kewajiban bagi umat Islam,” terangnya.
Beliau juga mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih semoga kegiatan ini akan menambah bobot pengetahuan untuk belajar dan terus belajar tentang pemahaman pengetahuan keagamaan Islam. “Saya mengajak kita semua untuk terus menghadirkan Uswatun Hasanah yang telah diteladankan oleh Nabi besar Muhammad SAW dalam berkhidmah kepada masyarakat,” jelasnya
Prof. Muhammad Quraish Shihab, selaku pembicara dalam kesempatan kali ini menjelaskan pentingnya moderasi beragama. “Moderasi itu secara bahasa tidak ekstrim, pertengahan dan tidak memihak salah satu sisi/pihak. Dan beragama adalah praktek seseorang menyangkut agama dan ilmu agama. Jadi moderasi beragama adalah mengarahkan praktek-praktek dan pemahaman dalam manjalankan ajaran agama ke arah yang moderat dan tidak ekstrem,” jelasnya.
Untuk mewujudkan moderasi beragama tentunya dibutuhkan pengetahuan ilmu agama yang mendalam. “Tanpa didasari bahwa pengetahuan tentang moderasi beragama adalah keniscayaan. Selain itu dibutuhkan pengendalian diri dan sikap kehati-hatian dalam menjalani ajaran agama sehingga moderasi beragama ini bisa terwujud,” ungkapnya.
Sebagai penutup beliau menjelaskan bahwa korelasi Isro Mi’roj dalam moderasi beragama adalah menggabungkan antara akal dan rasa, menggabungkan antara spriritual dan material. Moderasi beragama adalah inti pengamalan agama itu sendiri. (ak/rf)