Surakarta (Humas) – Menghadapi era Disrupsi (Perubahan Besar), setiap guru wajib menyesuaikan diri. Salah satunya menambah kompetensi guru melalui kegiatan In House Training (IHT) “Pelatihan Pemanfaatan Artificial Inteligences (AI) Sebagai Pendukung Kegiatan Pembelajaran”, selasa (18/2/2025) bertempat di lantai 4 gedung Jenderal Soedirman MAN 1 Surakarta. Kegiatan diikuti seluruh guru dan karyawan dengan narasumber Afu Ichsan Pradana, dosen Universitas Duta Bangsa Surakarta.
Dibuka sambutan Kepala MAN 1 Surakarta, Ahmad Wardimin, yang menekankan pentingnya pemanfaatan AI dalam pembelajaran. Karena bisa meringankan tugas guru seperti menyusun RPP, membuat modul dan media pembelajaran.
“Selain itu kita juga akan melakukan penguatan terkait 5 kebijakan pemerintah bidang pendidikan, antara lain Ujian Nasional 2025, Perluasan Kurikulum Merdeka, Pendidikan Karakter, Pendidikan Vokasi serta Peningkatan Kualitas Guru,” papar Ahmad Wardimin. Selain itu, lanjutnya, MAN 1 Surakarta akan meluncurkan program baru yaitu PRONIMA ( Program Peningkatan Index Madrasah).

Sementara itu Kepala Kemenag Kota Surakarta, Ahmad Ulin Nur Hafsun, sangat mengapresiasi kegiatan IHT.
“Di era Disrupsi (perubahan besar), yang ditandai dengan adanya inovasi, penemuan baru dan paradigma, guru dituntut meningkatkan kompetensinya agar mampu beradaptasi dengan perubahan serta mampu menangkap perubahan dan bertahan. Kita harus belajar dari kucing yang bisa bertahan sejak zaman dinosaurus. Kuncinya adalah mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi,” kata Ahmad Ulin.
Dalam materinya, Afu Ichsan Pradana memaparkan pemanfaatan AI untuk menunjang pembelajaran, seperti membuat RPP, membuat modul dan membuat media pembelajaran. Diantaranya ChatGPT, DeepSeek, Gamma AI, Napkin AI, Deep AI,. Dengan memanfaatkan AI maka pekerjaan guru bisa diselesaikan dengan cepat, efektif dan efisien.
Seluruh peserta dibimbing secara intensif memanfaatkan berbagai fitur berbasis AI untuk menyelesaikan tugas-tugas yang terkait dengan kegiatan pembelajaran. Misalnya, membuat modul pembelajaran yang biasanya menyita waktu, bisa diselesaikan hanya dalam beberapa menit saja. Kuncinya adalah memasukkan prompt (perintah) yang tepat dan jelas untuk selanjutnya diterjemahkan secara otomatis oleh AI.
Menurut Agus Dwi Prasetyo, IHT ini sangat berguna dan bermanfaat sangat besar terutama untuk meringankan tugas guru terkait pembuatan dokumen pembelajaran.
“Sangat menarik, inspiratif dan menggugah semangat untuk membuat dokumen – dokumen pembelajaran yang biasanya menyita waktu dan pikiran. Terima kasih untuk narasumber yang luar biasa,” ujar guru bahasa Jawa ini.
Afu Ichsan menambahkan bahwa AI tetap tidak bisa menggantikan guru secara keseluruhan.
“Namun kita tetap harus memperbaiki apa yang dibuat AI karena pada dasarnya dia hanyalah mesin yang tidak memiliki rasa,” pungkas Afu Ichsan. (rsd/my)