Semarang – Sebanyak 99 peserta didik MAN 2 Kota Semarang mendaftar dan mengikuti jalur Seleksi Nasional Masuk Peguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) beberapa waktu lalu, akhirnya melalui pengumuman resmi SNMPTN meloloskan 19 siswa dan di nyatakan di terima masuk Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN. Walisongo), Politeknik Negeri Semarang dan Universitas Bengkulu. Kabar gembira tersebut sontak mendapat respon dari kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan dengan mengucap rasa syukur karena anak-anak bisa kuliah di PTN melelui prestsi akademik tanpa tes tertulis.
Koordinator Bimbingan Konseling (BK) madrasah Abdullah Sholahuddin menuturkan “Sebenarnya target madrasah agar anak-anak bisa di PTN lebih dari 19 bisa terlampui, namun karena faktor kurang intensifnya bimbingan karir dari BK di masa pandemi covid-19 yang hampir semua bimbingan, arahan lewat online sehingga kurang efektif dan sering terjadi salah komunikasi dalam pembimbingan termasuk pemilihan jurusan di PTN. Beberapa siswa yang gagal masuk SNMPTN karena jurusan yang dipilih greatnya terlalu tinggi, sehingga kalah bersaing dengan siswa dari sekolah/madrasah lain.” Tutur nya
Meski demikian ia berpesan agar siswa tidak surut semangatnya untuk lanjut ke Perguruan Tinggi melalui jalur lainnya. BK telah berusaha maksimal mendampingi siswa dari pemilihan jurusan di PT, upload nilai, prestasi dan berkas lain yang di perlukan.
Wakil kepala urusan kesiswaan, Irfai menuturkan “Bagi anak-anak yang belum diterima lewat jalur SNMPTN, tetap berjuang maksimal, berikhitiar, berdoa karena masih ada banyak jalur lain untuk masuk PTN seperti SBMPTN, SIMAK PTN, Kedinasan, SPAN PTKIN. Irfai dan guru madrasah menyampaikan selamat yang disampaikan melalui group WA maupun melalui Sosmed.” tutur Irfai
“Selamat untuk semua siswa siswi MAN 2 Kota Semarang yang diterima masuk perguruan tinggi, semoga kelak bisa menjadi generasi penerus bangsa yang hebat dan bermartabat, dan membanggakan Madrasah dan orang tua “ pungkasnya (Ahmad Riyatno-bd)