Wonosobo – Dalam rangka memberikan bimbingan dan bekal materi kepada Calon Pengantin (Catin) sesuai Instruksi yang dianjurkan Kementerian Agama bagi calon mempelai, KUA di wilayah kerja Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo berkolaborasi berikan bimbingan Catin secara bersamaan, yang di gelar di Rumah Makan Tenda Biru Agrowisata Tambi Sapuran, Selasa (10/7).
Adapun KUA yang tergabung dalam bimbingan Catin serentak tersebut meliputi wilayah KUA Kecamatan Kepil, Kecamatan Kalibawang, dan Kecamatan Sapuran. Sementara untuk seluruh jumlah peserta bimbingan pra nikah serentak yakni diikuti oleh 50 peserta catin.
Turut hadir dalam Bimbingan Kawin tersebut yakni masing-masing Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kepil, Kalibawang dan Sapuran. Sedangkan pemateri dari Koordinator PLKB Kecamatan Sapuran, Kepala KUA Kecamatan Kertek, sekaligus di hadiri oleh Kepala Kantor Kemenag Wonosobo yang juga bertindak sebagai Pemateri dalam Bimwin tersebut.
Sri Pujiningsih, juga selaku Koordinator PLKB menyampaikan terkait Keluarga Berencana, yang mana pihaknya menyampaikan, Keluarga Berencana merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
“Program Keluarga Berencana merupakan gerakan yang akan membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera, sekaligus Itu bermakna sebagai perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Untuk jumlah ideal memiliki anak dalam keluarga itu cukup hanya 2 anak saja.” jelas Sri.
Selain materi terkait Program Keluarga Berencana, peserta juga di bekali dengan materi yang di lihat dari sudut pandang hukum Islam pernikahan, yang di sampaikan langsung oleh Kepala KUA Kertek, Fakih Khusni.
Sementara itu, KakanKemenag, M Thobiq, saat membuka Bimwin juga turut menyampaikan beberapa materi dengan menggunakan Bahasa Jawa sesuai kesepakatan audience yang meminta untuk menggunakan Bahasa Jawa. Pihaknya menyampaikan perihal pola hidup usai menjalin keluarga dan menegaskan untuk menghindari kekerasan fisik dalam rumah tangga.
“Kita harus bersyukur diciptakan menjadi insan muslim dan muslimat, yang mana sejarahnya wanita memang di ciptakan dari tulang rusuk laki-laki, dan beruntunglah hari ini kita sudah menemukan tulang rusuk kita, sehingga kita bisa menjalin ikatan menjadi satu keluarga dan satu komitmen. Kita juga sekaligus menjalankan perintah Allah SWT untuk menikah karena menikah juga merupakan perintah-NYA dan semoga bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Pola Hidup usai ijab khobul perlu kita perhatikan, agar menjadi keluarga yang langgeng adalah melalui perilaku kita sehari-hari. Kontrol penggunaan teknologi, konsumsi media informasi elektronik dengan baik juga merupakan salah satu pemicu agar kita dapat menyusun keluarga yang langgeng. Jangan keblinger media sosial apa-apa upload dan kena goda, harus pas porsi pemanfaatannya. Selanjutnya juga saya tegaskan, baiknya untuk hindari kekerasan fisik dalam rumah tangga, karena pada hakikatnya kekerasan fisik ora bakal ngrampungi masalah. Ibarat api sudah menyala disulut dengan bahan bakar akan semakin membakar ketika ada masalah dalam keluarga coba kita bicarakan dengan kepala dingin jangan ndurusi emosi.” tandasnya.
Selain mengikuti Bimbingan dengan mendapatkan bekal materi dari masing-masing pemateri, peserta mendapatkan buku fondasi keluarga sakinah dari Kantor Kemenag Wonosobo.(ps-ws/sua)