081128099990

WA Layanan

081393986612

WA Pengaduan

Search
Close this search box.

5 Ribu Peserta Ikuti Hari Santri Nasional di Alun-Alun Grobogan

Grobogan – Sejak ditetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional oleh Presiden Republik Indonesia (RI), Jokowidodo pada 2015 lalu, kini Peringatan Hari Santri marak dilaksanakan di seluruh pelosok nusantara oleh kalangan santri. Pondok Pesantren yang merupakan tempat pembinaan santri pastinya tak lupa merayakan dan memperingati Hari Santri 22 Oktober setiap tahunnya. Bertepatan dengan tanggal 22 Oktober 2022 Pemerintah Daerah (Pemda) Kab. Grobogan bekerjasama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Kab. Grobogan menyelenggarakan upacara bendera Hari Santri Nasional di Alun-alun Purwodadi dengan di hadiri 5000 peserta dari ASN Kemenag Kab. Grobogan, Madrasah, Pondok pesantren dan unsur lembaga islam lainnya yang ada di Kab. Grobogan.

Sebagai Inspektur upacara Bupati Grobogan, Sri Sumarni, membacakan sambutan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, bahwa Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan lndonesia. Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.

“Setiap tahun kita rutin menyelenggarakan peringatan Hari Santri dengan tema yang berbeda. Untuk peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini mengangkat tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”. Maksud tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan adalah bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara,” ucap Sri Sumarni.

Bupati menambahkan, Dulu, ketika Indonesia masih dijajah, para santri turun ke medan laga, berperang melawan penjajah. Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung, mereka tidak gentar melawan musuh. Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy’ari membakar semangat pemuda-pemuda Surabaya melawan Belanda. Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari di Semarang, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah.

“Pasca kemerdekaan Indonesia, santri lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan dirinya sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama. Catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat. Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin Negara,” ungkapnya.

lebih lanjut, beliau menyampaikan, Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, hari santri adalah milik kita semua, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air, milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan. Karena itu, saya mengajak semua masyarakat Indonesia, apapun latar belakangnya, untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia.

“Melalui momen Upacara Peringatan Hari Santri Tahun 2022 ini, mari kita bersama-sama mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama,” pintanya.(bd/Sua)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print
Skip to content