Ali Musyafak, Kepala MAN 2 Kudus yang Baru, Siap Genjot Prestasi Madrasah

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kudus (Humas) – Ali Musyafak, yang sebelumnya menjabat Kepala MTsN 1 Pati, sejak 2 September 2024 mendapat amanah baru sebagai kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN)  2 Kudus menggantikan Shofi yang memasuki masa pensiun bulan Juli yang lalu.

Dalam mengawali masa perjuangannya, syafak bertekat menguatkan potensi MAN 2 Kudus yang notabennya bukan hanya sekedar madrasah terbaik tingkat kabupaten, tetapi terbaik tingkat provinsi bahkan bisa dibilang tingkat nasional.

“Kami sangat bersyukur atas amanah besar ini, salah satu bentuk syukur kami akan berkoordinasi, berkolaborasi, dan selalu menciptakan inovasi bersama tim yang ada,” kata Syafak menjawab pertanyaan wartawan Suara Merdeka belum lama ini.

“Sebagai madrasah ternama, kita tidak boleh bersantai ria dalam berjuang di madrasah ini. Kita wajib mengoptimalkan potensi anak- anak yang sudah terseleksi baik melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) unggulan yang salah satu unggulannya adalah program riset,” imbuhnya.

Sebagaimana berita yang dimuat di Suara Merdeka (14/9/2024) MAN 2 Kudus sedang sibuk berproses menguatkan program risetnya.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kudus terkenal dengan keunggulannya di bidang akademik dan riset. Sebagai madrasah riset, ribuan karya riset berhasil diciptakan siswa-siswi MAN 2 Kudus dengan berbagai kreasi dan inovasinya.

Terbaru ini, tim riset MAN 2 Kudus berhasil menciptakan lipstik dua sisi dengan kombinasi alat pendeteksi merkuri. Karya ini diciptakan dua siswi yang sedang mengikuti ajang riset nasional 2024 di Jakarta.

Ardian Awaludin, koordinator pendamping riset MAN 2 Kudus mengungkapkan riset ini yang diciptakan ini harus berhasil menjadi produk.

Konsepnya, kata Ardian, produk lipstik ini dapat dipakai dua sisi dengan dua fungsi yang berbeda-beda. Sisi pertama dapat digunakan sebagaimana fungsi lipstik, kemudian sisi kedua berupa detektor merkuri.

Inovasi detektor merkuri ini berangkat dari keprihatinan atas banyaknya bahan-bahan kosmetik yang terbuat dari bahan merkuri. Sehingga lipstik ini akan menjadi multifungsi dan lebih diterima pasar.

Saat ini, inovasi karya siswanya ini sedang dilombakan sehingga informasi mendetail soal lipstik detektor merkuri belum berani dipaparkan. Hanya, Ardian menyebut, inovasi ini merupakan satu dari sekian karya siswa MAN 2 Kudus di bidang riset.

Belum lama ini, anak didiknya juga berhasil menciptakan filter penyaring yang ramah lingkungan. Konsepnya berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL) mini dengan filter khusus carbon dots yang mampu menyaring zat-zat berbahaya.

“Sehingga air yang disaring dari filter ini tidak hanya layak minum, tetapi juga ramah lingkungan,” kata Ardian, Kamis (12/9/2024).

Dia menambahkan, produk-produk karya riset siswa ini nantinya akan disimpan ke dalam jurnal digital yang bisa diakses siswa di perpustakaan.

Riset menjadi mata pelajaran yang diberikan kepada seluruh siswa di MAN 2 Kudus, sebagai bekal nantinya ketika melanjutkan ke perguruan tinggi atau melanjutkan penelitian yang lebih kompleks.

“Riset harus diajarkan sejak dini, mulai kelas 10, sehingga ketika kuliah langsung bisa mengaplikasikan, pembinaan riset dan akademik menjadi fokus kami untuk peningkatan prestasi di madrasah,” sebutnya.

Sementara itu, Kepala MAN 2 Kudus, Ali Musyafak menambahkan bahwa MAN 2 Kudus mengusung visi berakhlak islami, unggul dalam prestasi dan terampil dalam teknologi.

“Memang madrasah ini mempunyai dua konsen yang kami bidangi, yakni akademik dan riset, tak heran keunggulan di dua bidang ini bisa menciptakan peserta didik yang siap berkompetisi,” ungkap Ali.

Tak heran, kata Ali, madrasah ini selalu menjadi langganan di lomba-lomba akademik seperti olimpiade sains nasional, kompetisi sains madrasah, maupun beberapa event lomba di universitas dan perguruan tinggi.

Tak luput, pendidikan karakter islami tetap diberikan kepada para siswanya. Bagi Ali, hal itu yang membedakan madrasah dengan sekolah lainnya.

“Adab tetap ditekankan, sehingga selain berprestasi juga berakhlak baik, karena kami madrasah,” tambahnya.

Meskipun riset menjadi unggulan di MAN 2 Kudus, madrasah ini tak meninggalkan peningkatan pada kualitas non akademiknya. Pendampingan dan pelibatan siswa ke berbagai kompetisi non akademik juga mulai digiatkan. “Sebab setiap anak mempunyai bakat berbeda, tidak semua unggul di akademik, maka tetap harus diwadahi,” ujar Atik Afifah, Koordinator ekstrakulikuler di MAN 2 Kudus.

(Artikel ini telah ditayangkan di suaramerdeka.com dengan judul MAN 2 Kudus Ajarkan Siswa Gemar Riset, dari Inovasi Lipstik Hingga IPAL Mini)

Skip to content