Banjarnegara – Apa saja hal-hal yang merusak pahala puasa? Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Anissa Melly Zarifa perwakilan OSIM melalui kultumnya di masjid MTs N 1 Banjarnegara pada Kamis, (8/4/22). Sebagaimana diketahui, puasa Ramadhan adalah ibadah yang bernilai pahala besar di sisi Allah SWT. Menurutnya, di bulan puasa berbeda dari ibadah-ibadah lainnya, puasa merupakan ibadah khusus.
Dimana dalam sebuah hadis qudsi, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman, ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia [seorang hamba] telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis tersebut, Anissa kembali menyampaikan kepada siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara meskipun pahala puasa tidak ternilai, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti umatnya agar menjauhi maksiat dan perbuatan dosa yang berpotensi menodai ibadah ini.
“Sebab, selain menahan lapar dan haus, sebenarnya puasa juga menahan diri dari hawa nafsu dan perilaku munkar. Peringatan tentang pentingnya orang yang berpuasa menjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa, telah disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis berikut: Betapa banyak orang yang berpuasa namun ia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga,” terang Anissa.
Seperti diketahui, hadis diatas menegaskan bahwa Islam mencela orang yang puasa, tapi tetap melakukan maksiat dan dosa. Kendati puasa tidak batal dan kewajiban gugur, pahala untuk ibadah ini tergerus habis.
Lantas, apa saja perilaku yang merusak atau menghilangkan pahala puasa? Melalui sabda Nabi Muhammad SAW, Anissa menyebut,
“Ada 5 perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa, yaitu (1) berdusta; (2) berghibah; (3) mengadu domba; (4) bersumpah palsu; (5) memandang dengan syahwat,” ujarnya.
Dari kultum tersebut, Anissa berharap kepada siswa/siswi MTs N 1 Banjarnegara untuk terhindar dari hal-hal yang membatalkan puasa. Dengan ber istiqomah dalam ibadah, Anissa percaya bahwa seseorang akan dikuatkan imannya dan didekatkan oleh karunia-karunia Allah (ran/ak/rf)