Kota Magelang – Kemenag Kota Magelang melalui Seksi Pendidikan Madrasah melangsungkan sosialisasi penyelenggaraan penilaian asesmen nasional di Laboratorium Bahasa MAN Kota Magelang Jl, Payaman No. 1 Magelang. Selasa (19/4/2022).
Kegiatan yang dibuka oleh Kasubbag TU Kankemenag Kota Magelang ini menghadirkan narasumber Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Papa Riyadi, S.Pd.,M.Pd. Hadir pada kesempatan ini para kepala madrasah baik negeri maupun swasta dari tingkat MI, MTs dan MA di jajaran Kankemenag Kota Magelang.
Dalam laporannya Kasi Penmad Kankemenag Kota Magelang menyampaikan “Perubahan sistem evaluasi dari Ujian Nasional ke Asesmen Nasional merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan secara menyeluruh. Asesmen Nasional dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar siswa,” ujar Arif Yudha Himawan.
Sementara dalam sambutannya mewakili Kepala Kankemenag Kota Magelang, Kasubbag TU menegaskan bahwa Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah.
“Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar siswa yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar,” tegas Abdurrosyid.
“Asesmen sangatlah penting, karena akan menjadi tolok ukur dan pemetaan kualitas pendidikan di masing-masing satuan Pendidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan,” tambahnya.
Secara jangka Panjang, Asesmen Nasional memberi kesempatan sekaligus menuntut guru dan sekolah untuk memperbaiki kualitas pengajarannya guna menciptakan siswa yang lebih kompeten.
Penekanan pembelajaran dan asesmen yang lebih fokus pada daya nalar dalam bentuk literasi membaca dan numerasi. Hal ini tentunya akan mendorong guru dan sekolah mengubah praktik-praktik pembelajaran lama yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. (Hari/rf).