Semarang – Selasa (8/6) Dalam rangka melakukan evaluasi terhadap penggunaan aplikasi haji pintar Kemenag, Fatimah Zuhrah dan Anah Suryanan dari Badan Litbang Kemenag Pusat mengadakan penelitian pada wilayah Kemenag Kota Semarang, Senin (7/6) kemarin.
Penelitian dilakukan melalui wawancara dengan Kasi PHU H. Sumari, perwakilan pegawai/masyarakat dan pengurus KBIHU di ruang Kasi PHU Kemenag Kota Semarang.
Hadir dalam wawancara ini, H. Sumari selaku Kasi PHU, Nova Budi Aristin mewakili pegawai sekaligus masyarakat dan KH. Sulbi dari KBIHU Nurul Huda.
Melalui wawancara ini, Disampaikan,”bahwa aplikasi haji pintar Kemenag memiliki banyak manfaat. Cukup efektif, melalui aplikasi ini calhaj dapat mengetahui informasi kapan estimasi keberangkatan hajinya, bagaimana kondisi pelaksanaan haji di Arab Saudi dan jenis-jenis fitur yg lain, sehingga bisa menghemat waktu dan energi. Bayangkan jika untuk mendapatkan informasi saja, calhaj harus datang ke kantor langsung, mungkin membutuhkan jarak tempuh yang tidak dekat dan waktu yang lama, maka dengan aplikasi itu cukup membantu, apalagi saat ini masyarakat sangat melek teknologi digital,” demikian disampaikan H. Sumari.
“Selama menggunakan aplikasi ini, kami belum pernah menemukan kendala, mudah diakses dan cukup membantu bagi calhaj dalam memperoleh informasi terkait penyelenggaraan haji,” ditambahkan Nova.
Berbeda kasus dengan apa yang dialami oleh KH. Sulbi dari KBIHU Nurul Huda, menurut pengalaman Beliau, jamaah dalam bimbingannya rata-rata sudah lansia, sehingga kurang pamiliar dalam penggunaan aplikasi. “Aplikasi haji pintar lebih sering digunakan oleh Kami, bukan jamaah Kami, karena rata-rata jamaah Kami STW, dengan aplikasi ini dapat membantu Kami untuk memberikan informasi kepada jamaah terkait estimasi keberangkatan, regulasi serta jenis-jenis layanan selama di Arab Saudi, berbeda mungkin dengan kondisi KBIHU lainnya dimana jamaahnya lebih melek teknologi.” Ungkap KH. Sulbi.
Ada beberapa usulan yang disampaikan Kasi PHU terkait evaluasi aplikasi haji pintar, diantaranya adalah mengenai pengaktivan GPS jamaah pada saat di lokasi Arab Saudi, sehingga memudahkan bagi petugas dalam memantau posisi jamaah hajinya jika ada yg tersesat. Diharapkan melalui wawancara singkat ini dapat memberikan input guna evaluasi penyempurnaan aplikasi haji pintar. (Nova/HumasDM/bd).