Kendal – Dalam dunia pendidikan pelajaran matematika sudah menjadi materi pokok yang penting untuk diajarkan. Namun tidak jarang siswa menganggap matematika sebagai musuh yang menakutkan dan sangat dibenci bahkan menjadi galau ketika mendengar kata matematika. Karena yang ada didalam benak mereka tentang matematika yaitu rumus dan hapalan yang sangat membosankan.
Namun tidak bagi siswa MTs Al Ishlah Pageruyung yang dengan suasana menyenangkan pelajaran matematika disampaikan oleh guru pengampunya yang mengkolaborasikan metode pembelajaran konvensional dengan metode yang langsung melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Seperti yang terlihat di ruang kelas, Senin (6/3) Nur Latif Burhanudin, guru matematikan berusaha mematahkan mitos bahwa matematika sulit dan bisa membikin galau. Salah satu cara untuk membuat anak mencintai matematika yang pertama harus menghilangkan stigma negatif tentang matematika itu sulit pada anak.
“Metode yang sering digunakan para pendidik adalah konvensional anak hanya mendengarkan penjelasan dari pendidik, lalu latihan mengerjakan soal setelah itu dikasih pekerjaan rumah. Ini sebenarnya yang membuat anak bosan dan membenci matematika,” ungkapnya.
Selanjutnya metode konvensional yang digunakan pendidik harus dikolaborasikan dengan metode yang secara langsung melibatkan anak dalam pembelajaran, yang nantinya anak bisa menyimpulkan sendiri tentang materi yang sedang dibahas. Jadi disini bisa digali kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah dan peran seorang pendidik tidak menjelaskan secara langsung tetapi mendampingi agar tidak keluar dari kerangka pembelajaran yang ada. Maka dengan cara ini secara tidak langsung nantinya anak akan mencintai matematika.
Nur Latif juga menerangkan, seorang pendidik matematika harus menyenangkan dan menarik agar anak bisa belajar dengan mengasyikan. Kesan pendidik matematika galak, suka marah dan paling sering memberikan pekerjaan rumah harus dihilangkan. Penampilan pendidik juga menjadi faktor yang berpengaruh dalam membuat anak mencintai matematika, dengan penampilan yang menarik anak sudah terkesan dengan pendidiknya, maka kesan guru matematika akan hilang. Karena dengan penampilan anak juga akan terhipnotis untuk menyenangi guru dalam arti suka dengan penampilan atau penyampaian pembelajaran yang kemudian anak akan mencintai matematika.
“Memang harus diakui tidak mudah mengajarkan matematika kepada anak, perlu kesabaran dan metode yang pas untuk mengajarkan materi matematika yang sangat beragam agar anak tidak bosan,” tuturnya.
Penggunaan alat peraga yang menarik cukup membantu guru dalam menyampaikan pembelajaran pada siswa, alat peraga tidak harus membeli tapi bisa menggunakan hasil karya anak sendiri yang nantinya langsung digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam pembuatan alat peraga yang dilakukan siswa nantinya siswa bisa bereksperimen dan menemukan rumus – rumus matematika tanpa penjelasan yang detail dari seorang pendidik.
Metode pembelajaran yang inovatif dapat membuat siswa belajar matematika dengan mudah dan menyenangkan. Dengan pola pembelajaran Mengalami, berInteraksi, berKomunikasi dan meRefleksikan materi pelajaran (MIKIR) ditambah dengan bantuan alat peraga serta penampilan guru, siswa menjadi senang serta jauh dari kebosanan. Dan hasilnya siswa benar – benar mencintai matematika tanpa keterpaksaan. (SP/bel/rf)