Berlatih Melakukan Hakekat Puasa

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Temanggung – Sebagai upaya agar semakin mendekatkan nilai keimanannya pada Allah SWT, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta kebersamaan diantara ASN  Kankemenag Kab. Temanggung serta meningkatkan amaliyah bulan suci Ramadan 1444 H /2022 M, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung gelar kultum perdana yang bertempat di Mushalla Al Ikhlas Kankemenag Kab. Temanggung yang diikuti oleh seluruh ASN muslim, Senin (27/3).

Kasi Bimas Islam H. Munsiri mengatakan, kegiatan ini diadakan dengan harapan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT, selain itu istirahat siang diisi dengan kegiatan yang bermanfaat

“Bulan Ramadhan adalah waktu atau moment yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah, maka mulai dari sekarang mari kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, semakin giat dalam mengisi ramadhan,” ajaknya.

Munsiri menambahkan bahwa kegiatan ini sangat baik sekali, disamping guna mempererat silaturahmi dan memperdalam ukhuwah islamiyah dan berbagi ilmu agama untuk meningkatkan pengetahuan bagi seluruh ASN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung.

Sementara penceramah H. Ahmad Sholeh, Penyuluh Agama Islam Fungsional dalam kultumnya  menyampaikan materi Berlatih Melakukan Hakekat Puasa.

Ahmad Sholeh menyampaikan sejatinya bahwa puasa di bulan ramadhan ini bukan hanya bermakna ash shiyaam, melainkan ash shauum. Ash Shaaum dalam Islam yaitu, memiliki pengertian mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mampu menahan segala hawa nafsu, tidak hanya dalam lisan tetapi juga dalam hati.  Yang sering kita lupakan selama ini, banyak orang melakukan puasa ramadhan hanya memenuhi atau menjalankan syariatnya saja tanpa menjalankan hakikat/makna utama dari puasa tersebut.

Dijelaskan syariat yang dimaksud adalah bahwasanya banyak yang menjalankan ibadah puasa hanya untuk memenuhi kewajiban, yang dapat diambil contoh yaitu mereka yang hanya menahan lapar dan haus saja karena mereka masih bisa mengeluarkan amarah, padahal seharusnya mereka memahami hakikat dari puasa tersebut.

“Apabila mereka memahami hakikat puasa, mereka mampu menahan segala apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan di bulan puasa. Inti dari hakikat puasa adalah mampu menahan dan mengendalikan diri,” tegasnya.(sr/rf)