Purbalingga – Rapat koordinasi dan Pembinaan Penyuluh Agama Islam Se-eks Kawedanan Bobotsari digelar Senin (13/08), di Gedung Madrasah Diniyah Al Hikmah, Desa Tlahab Kecamatan Karangreja. Kegiatan yang dihadiri 25 orang penyuluh agama Islam Non-PNS tersebut menjadi wahana silaturahmi bagi para Penyuluh Agama Islam di wilayah Kecamatan Bobotsari, Karangreja dan Karangjambu. Kegiatan yang berlangsung sehari tersebut mengangkat tema “Bersinergi dalam Dakwah, Menebar Islam dengan Rahmah.”
Penyuluh agama Islam fungsional wilayah KUA Kecamatan Bobotsari, Karangreja dan Karangjambu, Khikam Aziz menjelaskan, kegiatan tersebut diikuti oleh 25 orang penyuluh agama Islam non PNS di tiga Kecamatan yang menjadi wilayah binaannya. Dalam pesannya ia meminta agar para penyuluh bisa menempatkan diri dengan baik di tengah-tengah masyarakat.
“Dalam kondisi dan situasi politik saat ini kami hanya berpesan, teman-teman penyuluh agar bisa memposisikan diri dengan baik. Jadilah penyuluh yang menyejukan dan menyatukan umat. Jangan malah sebaliknya, menjadi penyebab kekisruhan dan perpecahan umat,” pesan Khikam.
Ketua panitia Rakor, Ustadz Rikin dalam sambutannya menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan tersebut adalah sebagai wahana silaturahmi antar Penyuluh Agama Islam se-Eks Kawedanan Bobotsari sekaligus sebagi wahana sharing dan peningkatan kompetensi para penyuluh. Ia juga mengapresiasi semua pihak yang telah menginisiasi dan mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
Kepala Seksi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Purbalingga, Mukhlis Abdillah dalam materi pembinaannya, menekankan agar para Penyuluh Agama Islam terus meningkatkan kreatifitas dan kompetensinya.
“Penyuluh Agama Islam sebagai garda terdepan Kementerian Agama menjadi teladan umat, harus terus meningkatkan kreatifitas dan kompetensinya. Sehingga dalam kegiatan penyuluhan di samping dapat memberikan kontribusi akan kebutuhan spiritual umat, juga memberikan solusi atas berbagai persoalan umat,” ujar Mukhlis.
Selain itu ia juga berharap kepada para Kepala KUA yang hadir, agar memberikan perhatian yang seimbang antara bidang kepenghuluan dan kepenyuluhan.
“Bentuk perhatian kepada para penyuluh antara lain adalah dengan memfasilitasi kegiatan kepenyuluhan, dengan bermuara pada tujuan membangun umat,” ungkapnya. (sar/sua)