Ciptakan Madrasah Ramah Anak, MAN IC Se-Indonesia gandeng KPAI

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

 

KOTA PEKALONGAN (Humas) –  Satu lagi gerakan yang patut di apresiasi untuk MAN Insan Cendekia Indonesia adalah sudah dilaksanakannya penandatanganan perjanjian kerja sama antara MAN Insan Cendekia dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia.

Dua puluh tiga Kepala MAN Insan Cendekia membubuhkan tanda tangan bersama dengan Ketua KPAI Ai Maryati Solihah di hadapan seluruh peserta yang hadir, diantara ke dua puluh tiga MAN Insan Cendekia tersebut adalah Kepala MAN Insan Cendekia Pekalongan Jawa Tengah, Khoirul Anam. (Senin, 24 Juli 2023).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia, disingkat KPAI adalah lembaga independen Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan efektivitas penyelenggaraan perlindungan anak.

KPAI bertugas melakukan sosialisasi mengenai seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi, menerima pengaduan masyrakat, melakukan penelahaan, pemantauan, evaluasi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan kepentingan anak.

Dalam sambutannya, Ketua KKM MAN Insan Cendekia Indonesia Abdul Basit menyampaikan bahwa MAN Insan Cendekia Indonesia harus menjadi pelopor dalam perlindungan anak Indonesia.

“MAN Insan Cendekia adalah Madrasah Boarding yang kehidupan nya 24 jam di Asrama dan Madrasah, sehingga harus menjadi pelopor dalam perlindungan anak Indonesia.” tuturnya.

Ai Maryati Solihah mengaku sangat bahagia dan bangga bertemu dengan seluruh Kepala MAN Insan Cendekia Indonesia.

“Kita harus menyatukan tekad dalam melakukan perlindungan anak Indonesia.” ujarnya.

Kepala MAN Insan Cendekia Pekalongan Khoirul Anam bertekad akan melaksanakan amanah UU nomor 23 tahun 2002 tersebut. Kita menyadari meningkat nya angka kekerasan terhadap anak, buliying dan sebagai menjadi pekerjaan rumah yang harus di tuntaskan, sebab ketika terjadi perlakuan yang kurang baik yang paling mendominasi menjadi objek atau teradu/korban adalah anak anak dan perempuan. (Anam/fzn/bd)