Ciptakan Ramah Lingkungan, Peserta Didik Baru MI Al Fatah Praktikkan Cara Membuat Pupuk dari Sampah Organik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Banjarnegara– Hampir di semua madrasah tidak lepas dari permasalahan sampah yang menumpuk hasil pembuangan bungkus jajan atau sisa makanan peserta didik. Mengatasi hal tersebut, peserta didik baru di MI Al Fatah perlu dikenalkan pemanfaatan sampah organik untuk diolah membuat pupuk hijau yang ramah lingkungan.(15/7)

MI Al Fatah Parakancanggah yang saat ini tengah menuju madrasah Adiwiyata perlu adanya kerjasama dan sinergi dari semua warga madrasah termasuk siswa baru. Hal ini dituturkan oleh Nurlaely, wakil kepala madrasah.

“ Pada kegiatan matsama peserta didik baru perlu dibekali dari awal bagaimana menjaga ramah lingkungan selama dimadrasah. Salah satunya cara mengatasi masalah sampah dengan mengolahnya menjadi pupuk organik karena pupuk ini merupakan salah satu pupuk ramah lingkungan,” tuturnya.

“ Namun sebelum mempraktikkan membuat pupuk organik anak-anak akan diedukasi terlebih dahulu tentang sampah organik dan non organik. Selain sampah sisa makanan atau bungkus jajan organik, juga dilingkungan madrasah banyak sekali tumbuhan liar dan daun kering yang berserakan. Ini juga bisa dijadikan bahan untuk pembuatan pupuk organik,” sambung Nurlaely.

Semua peserta didik sangat antusias dengan bimbingan guru di setiap kelompoknya. Mereka mempraktikkan pembuatan pupuk organik mengikuti arahan atau instruksi dari nara sumber.

Di akhir pembuatan pupuk sederhana ini, nara sumber menjelaskan manfaat dari pupuk organik ini.

“ Manfaat pupuk organik adalah menjaga kesuburan tanah dalam waktu lama, ramah lingkungan, unsur hara yang terkandung dalam pupuk ini lebih lengkap, mampu menyerap air dengan baik, mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam tanah,” jelas Fatma, nara sumber.

“ Selain memiliki keunggulan, pupuk organik juga ada kelemahannya, antara lain sulit menentukan kandungan hara dan jika adapun relatif lebih kecil, tingkat kelarutannya tidak bisa langsung diserap oleh tanaman, terutama dalam jangka pendek, proses penguraian yang lama, harus mengolahnya terlebih dulu dari bahan organik, sehingga kurang efisiensi dari segi waktu,” Imbuhnya.

Karena ini tingkat MI maka tujuan utamanya adalah bagaimana dapat meminimalisir sampah organik yang menumpuk di madrasah sehingga dalam mempraktikkan pembuatan pupuk masih sangat sederhana tanpa adanya tambahan bahan larutan apapun. Bahan yang digunakan hanya tumbuhan, sisa sampah organik, tanah, dan bekatul. (nas/rf)