Dialog Jadikan Peserta  Penasaran

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Pekalongan – Sabtu, 13 Agustus 2022 FKUB Kota Pekalongan gelar Dialog Kebangsaan yang mengurai Relasi Agama dan Tradisi. Dialog yang berlangsung di Aula TP PKK berlangsung dalam suasana panas. Betapa tidak. Dr. Amat Zuhri, dosen Filsafat UIN Gus Dur sejak awal menyatakan akan mengacak-acak pikiran peserta.

Dosen yang tampilannya kalem ini memaparkan Dasar Kesatuan Agama dengan mensitir Surat Nahl : 36, Almaidah : 48, dan Ali Imron : 64. Beliau menegaskan tentang kesatuan agama dengan teori Wahdatul Ad-yan (Al-Hallaj) dan Konsep Ketuhanan dari Ibnu Arabi. Menurutnya bukan tidak mungkin nabi dan rasul lahir di luar kawasan Arab .

Dialog yang diikuti aktifis NU, Muslimat, Fatayat, GP. Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, Muhammadiyah, Aisiyah, NA, IMM, Kokam,  Rifaiyah, AMRI Rifaiyah, Baranusa Rifaiyah, Ummahat Rifaiyah, Al-Irsyad, Pemuda Irsyad,  Pemudi Irsyad, LDII, Pemuda Pemuda LDII, Wanita LDII, Katolik, Orang Muda Katolik, Wanita Katolik, Kristen, Generasi Muda Kristen, Wanita Kristen , Konghucu, Pemuda Pemudi Konghucu, Perempuan Konghucu, Budha, Wanita Buddhis, Muda Mudi Buddhis, Hindu, Wanita Hindu, Pemuda Pemudi Hindu, Karang Taruna, FKDM , dan Petanesia agak mereda ketika Ribut Achwandi, dosen Sastra Unikal membacakan puisi karyanya yang bertajuk Anatomi Kebhinekaan yang merangkul kerukunan dan kedamaian .

Sementara berbicara tradisi, Amat Zuhri menyodorkan Tradisi lokal dalam perspektif Isoterisme. Dia meminjam pendapat Miels Mulder bahwa slametan berfungsi untuk menunjukkan masyarakat rukun, yang merupakan prasyarat untuk memohon berkat dari Tuhan.

Situasi memanas kembali ketika sessi tanya jawab dibuka. Hujan pertanyaan mengguyur dosen yang zuhud ini. Namun semua berakhir dengan happy ending tepat pukul 12.00. ( Uqi/Qy/bd)