“Para penyuluh agama, hari ini dan kedepan, akan terus kita tingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya. Adapun strategi untuk meningkatkan kapasitas, kapabilitas dan profesionalitas para penyuluh agama tersebut sudah dibicarakan dengan kawan-kawan di LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan)”, demikian disampaikan Ahmad Jayadi, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI dalam acara peluncuran materi “Penyuluhan Audio Visual Bagi Para Penyuluh Agama Dalam Program Percepatan Penurunan Stunting”, di Pendopo Kabupaten Brebes pada Senin (28/11) siang.
Menurut Jayadi, hal inI dilakukan agar penyuluh dapat menyampaikan gagasan-gagasan tentang pembangunan, isu kemanusiaan dan isu kebangsaan dengan bahasa agama dengan lebih baik lagi. Selain itu, kompetensi manajerial dan digitalnya terkait pemahaman dan penguatan moderasi beragama juga akan ditingkatkan. “Karena hari ini memang dunia kita adalah dunia digital, termasuk hari ini yang akan kita launching”, terangnya. Ia mengatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia sat ini 277 juta jiwa. Yang memiliki handphone lebih dari 350 juta. “Ruang-ruang digital ini harus kita masuki dengan konten-konten dakwah, karena penyuluh agama ini menjadi rujukan umat dan menjadi sumber literatur bagi masyarakat terutama dalam rangka penguatan moderasi beragama”, ujarnya.
Untuk menunjang semuanya itu, Jayadi mengungkapkan direktorat jenderal bimbingan masyarakat Islam kementerian agama sudah menyiapkan sejumlah strategi. Beberapa bulan kemarin menteri agama meluncurkan aplikasi e-PA, di kantor Wapres. Dengan demikian para penyuluh agama itu terkoneksi dalam satu platfom dan kemudian isu-isu tentang kepenyuluhan bisa terbahaskan dengan baik disitu. “Kita baru saja melaunching aplikasi “Ustadz Kita”. Ini luar biasa tingkat keterbacaan dari platfom ini sangat luar biasa. Dan ini memudahkan umat dalam rangka mendapatkan mauidhoh hasanah atau mendapatkan uswah hasanah dari para masyayih dan tokoh masyarakat. Aplikasi “Ustadz Kita” ini sebagai media yang menampung kumpulan, referensi, materi-materi tentang stunting juga tentang isu-isu keagamaan dan kebangsaan dan yang lainnya. “Ini semuanya adalah instrumen yang sengaja kita desain dalam rangka mempercepat pementasan isu stanting ini dengan baik”, pungkasnya. (Sol/bd)