Kota Mungkid (Humas) – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kemenag Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pelatihan Pranatacara Jawa bagi anggotanya pada Jumat, 1/03/2024 di Gedung GSG Kantor Kemenag Kab. Magelang. Hadir sebagai narasumber adalah Modrik Santosa, Guru MTsN 5 Magelang yang merupakan praktisi dalam bidang Pranatacara Jawa alumni Pawiyatan Permadani Tahun 1996.
Kepada para anggota DWP Kantor Kemenag Kab. Magelang, Modrik menyampaikan pentingnya para anggota DWP untuk mempelajari kemampuan berbicara di depan umum dengan baik, khususnya berbahasa Jawa. Para anggota DWP sangat dibutuhkan di lingkungan tempat tinggalnya, sehingg sering menjadi tumpuan warga untuk menjadi pemimpin rapat atau mengantarkan jalannya rapat. Dengan belajar Pranatacara Jawa maka akan mendukung pelaksanaan pengabdian para anggotanya di tengah-tengah masyarakat.
Modrik menyampaikan Pranatacara atau Panatacara merupakan kata dalam bahasa Jawa yang artinya adalah orang yang diberi tugas untuk menata acara atau membacakan urutan kegiatan dalam suatu acara. Seorang Pranatacara bertanggung jawab atas kelancaran urutan acara sehingga kegiatan menjadi lancar.
Dalam adat Jawa, seorang Pranatacara biasa juga disebut pambywara, pranata adicara, pranata titilaksana, pranata laksitaning adicara atau Master of Ceremony (MC). Beberapa kegiatan yang membutuhkan Pranatacara misalnya acara adat Pernikahan, upacara pemberangkatan jenazah (kematian), pertemuan seperti rapat, acara pesta atau pengajian di kampung-kampung.
Untuk menjadi seorang Pranatacara, Modrik menyampaikan pentingnya seseorang menguasai Saptama Pangolahing Raga sebagaimana disampaikan oleh Rama Sudiyatmana. Saptama Pangolahing Raga merupakan uraian tujuh sikap pengendalian diri yang harus dikuasai. Meliputi Magatra (memakai pakaian yang sopan, pantas dan berperilaku wajar tidak dibuat-buat), Malaksana (mempunyai langkah yang tegap, luwes, tidak ragu-ragu dan memalukan), Mawastha (berdiri tegak, tidak miring), Maraga (tenang, tidak grogi, pergerakan tangan, kaki atau badan wajar), Malaghawa (terampil, cekatan, tidak tergesa-gesa), Matanggap (tanggap terhadap situasi dan kondisi), dan Mawwa (menguasai jalannya acara sejak pembukaan, pertengahan acara sampai akhir acara).
Selanjutnya Modrik mempraktikkan Pranatacara dalam Pengajian meliputi Salam Pambuka, Atur Pambuka, Atur Pakurmatan, Atur puji syukur, Ancasing Gati, dan Panutup.(m45k/Sua)