Banjarnegara – Pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara mengikuti kegiatan Halal Bihalal (HBH) secara virtual melalui aplikasi Zoom yang diselenggarakan oleh DPW Kementerian Agama Pusat hari Senin (07/6/2021). Adapun kegiatan ini diikuti oleh Pembina DWP Kemenag RI Hj. Eny Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua DWP Kemenag RI Farikhah Nizar. Hadir sebagai undangan DWP PTKN, DWP Kanwil Kemenag Provinsi, DWP Kankemenag Kab/Kota, DWP UPT Asrama Haji, DWP Balai Diklat Keagamaan dan Balai Litbang Agama seluruh Indonesia berjumlah 612 orang.
Sesuai dengan surat tugas sebanyak 10 pengurus DWP Kemenag Banjarnegara mengikuti Halal Bihalal yang mengusung tema “Mempererat Silaturrahim dalam Kebersamaan dan Keberagaman” dengan menghadirkan ulama KH Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha.
Dalam sambutan pembukaan, Penasehat DWP Kemenag Eny Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya HBH ini. “Syukur Alhamdulillah, masih dalam bulan Syawal bisa bersilaturahmi melaksanakan halal bihalal bersama,” ucapnya.
Tak lupa dalam kesempatan yang sama beliau menyampaikan program unggulan Kementerian Agama yaitu moderasi beragama hal ini berdasarkan fakta bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang masyarakatnya plural-multikultural baik suku, etnis, agama, bahasa dan budaya.
Oleh karena itu beliau mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota DWP Kementerian Agama di seluruh Indonesia .”Mari kita menjaga kerukunan dengan saling menghormati, toleransi, kasih sayang, dalam perdamaian dan persatuan,” ajaknya.
KH Bahauddin Nur Salim, dalam ceramahnya menjelaskan bahwa memaafkan adalah kata kunci dalam bersosialisi baik dengan keluarga, tetangga dan semua masyarakat di Indonesia. “Memaafkan adalah sifat dasar nabi yang harus diteladani, dan semua kebaikan yang dilakukan kepada orang lain itu harus di atas namakan Alloh SWT agar tidak mudah kecewa dan hati menjadi legowo,” jelasnya.
Bulan Syawal ini harus diawali dengan memaafkan, latihlah hidup secara ikhlas, karena hal itulah yang membedakan agama Islam dengan yang lain.
Sebagai penutup beliau menyampaikan bahwa memaafkan itu harus dimulai dengan ilmu, karena memaafkan itu banyak sekali manfaatnya memaafkan adalah perintah Allah SWT oleh karena itu tidak bisa dinegosiasikan atau digunakan berbanding lurus dengan perilaku manusia, jika ada yang tidak baik dibalas dengan tidak baik maka pasti terjadi kekacauan di negara ini. Sehingga perlu diingat bahwa ciri dasar orang baik adalah orang yang selalu menanggapi keburukan dengan kebaikan. (hmsdwp/rv/kh)