Temanggung – Dalam rangka memperingati hari ibu dan Hari Ulang Tahun DWP ke 22, Dharma Wanita Persatuan Kantor kementerian Agama Kabupaten Temanggung menyelenggarakan acara Seminar Moderasi Beragama dan Healing & Happiness Untuk Membangun Ketahanan Wanita. Acara yang dihadiri enam puluh orang anggota dan pengurus DWP, bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama Kabu[paten Temanggung, Jumat (10/12).
Acara yang dikemas dengan mematuhi prokes pencegahan Covid-19 ini berlangsung dengan penuh hikmat . Hj. Purwi Indrianingsih Ahmad Muhdzir selaku ketua DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebagai wanita memiliki fungsi peran yaitu sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Beliau memaparkan, wanita sebagai seorang istri hendaknya mampu berperan sebagai teman curhat suami, pendorong atau motivator suami untuk meningkatkan kinerjanya dan penasehat yang bijaksana untuk suami agar tidak terjerumus dalam hal-hal negatif.
Hj. Purwi Indrianingsih Ahmad Muhdzir menambahkan, wanita sebagai seorang ibu hendaknya mampu mengambil peran sebagai penyedia layanan kebutuhan anak, menjadi teladan atau model pendidikan anak, dan pemberi stimulan untuk perkembangan anak.
Diakhir sambutannya, beliau mengajak kepada anggota DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung untuk rajin mencari wawasan salah satunya melalui google, namun tetap harus selektif dalam menggunakan media karena media itu seperti 2 mata pisau yang bisa digunakan untuk hal-hal yang positif dan hal-hal yang negatif.
Sementara H. Ahmad Muhdzir, selaku narasumber seminar, beliau mengajak kepada seluruh pengurus dan anggota DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung untuk memiliki jiwa yang moderat sehingga tercipta moderasi beragama dalam kehidupannya. Moderasi beragama adalah suatu sikap dan tindakan yang mengedepankan keseimbangan dalam hal keyakinan, moral, dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan individu atau kelompok tertentu.
“Moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan masyarakat. Moderasi dapat diukur dalam empat indikator diantaranya toleransi, anti kekerasan, komitmen kebangsaan, serta pemahaman dan perilaku beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal atau konteks Indonesia yang multi-kultural,“ jelasnya.
Selanjutnya H. Ahmad Muhdzir mengajak anggota DWP Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung untuk selalu berbahagia dengan menerapkan terapi “healing” menggunakan metode SEFT atau Spiritual Emotional Educatioan Tecnique.
Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa self healing adalah proses dimana kita memberi ruang dan waktu pada diri sendiri untuk menyembuhkan trauma yang kita rasakan dari masa lalu. Setiap orang secara naluri bisa menyembuhkan diri secara mental. Namun, terkadang pikiran negatif kita menghalangi kita untuk sembuh.
“Tujuan dari self healing adalah untuk memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, dan membentuk pikiran positif dari apa yang telah terjadi,“ terangnya.
Ketika kita dapat menerapkan self healing ini, maka kita akan menjadi pribadi tangguh dan percaya diri sehingga mampu menerima kegagalan dan kesulitan dimasa lalu, serta akan lebih tegas menghadapi masalah hidup.
Syarat kita sembuh dari segala penyakit spikis maupun fisik dengan self healing ini adalah yakin, khusyu’, ikhlas, pasrah, syukur. Kita butuh waktu untuk diri sendiri, mengenal posisi sebagai hamba Tuhan, menjalani segala ketetapannya. Kita butuh untuk menerima diri sendiri, menerima ketidakkuasaan kita terhadap hal-hal di luar kendali dan menerima segala bentuk luka dalam hati. Diakhir paparannya, H. Ahmad Muhdzir, mengingatkan bahwa kita semua butuh mawas diri dari hal-hal yang membuat diri kita stres dan selalu mengingat Allah, sehingga menimbulkan ketenangan. Kita butuh melepaskan semua bentuk kekhawatiran. Senantiasa bertawakal kepada Allah. Kita butuh memotivasi diri dan berefleksi, berpikir positif dan mengevaluasi diri untuk menemukan solusi, serta tidak kalah pentingya jangan lupa bersyukur. (Sy/rf)