Purwokerto – Enam anak anak dari berbagai sekolah di Kabupaten Banyumas membacakan doa lintas agama dari enam agama yang ada di Indonesia dalam kegiatan pembukaan Perkemahaan Sembagi Arutala , kegiatan ini digelar dalam rangka Hari Anak Nasional Tingkat Kabupaten Banyumas Tahun 2023 bertempat di Volunteer Edupark PMI Banyumas Desa Banteran Kecamatan Sumbang. Rabu (23/08)
Sembagi Arutala dimotori oleh Forum Anak Banyumas , dibawah bimbingan Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan perempuan Dan Perlindungan Anak Kabupaten Banyumas. Perkemahaan ini diadakan dari tanggal 23 – 25 Agustus , diikuti oleh 42 peserta dari SMP/MTs , dan SMA/SMK/MA se Kabupaten Banyumas dengan total peserta adalah 252 anak.
Kepala kantor kementerian Agama kabupaten Banyumas H. Ibnu Asaddudin, melalui kasubag TU H. Wahyu Fauzi Aziz menyampaikan bahwa Kemenag Banyumas ikut berpartisipasi dalam kegiatan perkemahan Sembagi Arutala tersebut.
“ Ada beberapa MTs dan MA baik negeri maupun swasta yang mengikuti perkemahan tersebut, disamping itu kami juga mengirimkan enam anak – anak yang ditugaskan membaca doa lintas agama dari berbagai sekolah yang ditunjuk,” terang Fauzi.
“ Pengiriman petugas pembaca doa ini menarik, karena mewakil tiga tingkatan sekolah yang ada yakni mulai dari SD, SMP dan SMA yang ada siswa siswinya beragama Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Harapan kami dengan adanya pembacaan doa lintas agama pengenalan dan penanaman Moderasi Beragama bisa dilakukan kepada anak-anak semenjak dini di usia sekolah,” tambanya.
Ke enam sisiwa tersebut yaitu Muhammad Wildan Athaillah dari SDN 1 Bancarkembar Purwokerto untuk doa agama Islam, I Gusti Agung Ayu Ratih Prabandari dari SDN 1 Klinting Somagede doa agama Hindu, Yohana dari SMPN 2 Purwokerto doa agama Kristen , Flaviana Lady Ardiantika dari SMPN 6 Purwokerto untuk doa agama Katolik , Calista Kaylana Maitri dari SMPN 1 Kemranjen untuk doa agama Budha dan Beryl Jeconia Rusli dari SMA Bruderan Purwokerto untuk doa agama Konghucu.
Wawang , orang tua dari Calista menyambut baik dengan adanya kegiatan tersebut karena akan menumbuhkan rasa toleransi sesama umat beragama. “ Pengenalan perbedaan harus dimulai semenjak awal , sehingga mereka tidak terkaget – kaget pada saat keluar dan terjun dimasyarakat. Moderasi Beragama juga harus dikenalkan kepada semua peserta kemah ini,” tutur Wawang.(yud/rf)