Kebumen – Kualitas manusia dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti dilihat dari tingkah laku, cara berfikir, dan dari apa yang dia ucapkan. Kemampuan verbal seseorang menjadi sangat penting karena dengan berbicara, orang lain akan mengetahui kemampuan seseorang dan dapat menilainya atau dikenal dengan istilah Public Speaking. Kemampuan verbal sangat penting dimiliki seseorang, terutama untuk seseorang yang memiliki pekerjaan yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti Pemimpin sebuah institusi atau organisasi, Dai , dan Penyuluh.
Demikian disampaikan Ahmad Riyadi selaku ketua panitia penyelenggara kegiatan Pelatihan Public Speaking & Keprotokoleran di hadapan Kepala Kankemenag H. Panut yang didampingi Kepala Seksi Bimas Islam Salim Wazdy dan Kepala KUA Kec. Pejagoan Miftahudin serta seluruh peserta kegiatan yang berjumlah 60 orang di aula Kemenag Selasa (09/03). Adapun narasumber yang dijadwalkan mengisi kegiatan diantaranya adalah Dahri Iswanto praktisi penyiaran radio, Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen Dwi Rina Puspitasari dan anggota Permadani Kebumen Mohammad Matori yang juga merupakan Penyuluh Agama Islam Ahli Madya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen.
Ahmad Riyadi mengungkapkan, alasan tersebutlah yang mendorong Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam Kecamatan Pejagoan menyelenggarakan kegiatan ini. Harapannya melalui kegiatan ini Penyuluh Agama Islam di Kecamatan Pejagoan dan sekitarnya dapat lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya. “Mudah – mudahan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalitas kita bersama” ucapnya.
Harapan sama juga disampaikan Kepala Kankemenag H. Panut dalam sambutannya, dia berharap semoga kegiatan ini bisa lebih meningkatkan kompetensi Penyuluh Agama Islam di lingkungannya. Selain itu Kepala juga menyampaikan apresiasi dan penghargaanya atas inisiasi FKPAI Kecamatan Pejagoan menyelenggarakan kegiatan ini. Dia menyambut baik dan berterimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini. “Saya ucapkan terimakasih kepada FKPAI Pejagoan yang telah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan ini, semoga kegiatan ini bisa meningkatkan kompetensi penyuluh kita,” tuturnya.
Menurut Panut, seorang penyuluh memang wajib menguasi ilmu dan teknik tentang public speaking dan keprotokoleran, jangan sampai justru seorang penyuluh itu dibuat malu atau kurang pede dalam memberikan penyuluhan yang disebabkan oleh ketdakmampuannya menguasai audiens/warga binaan. “Seringkali sebuah pesan terkesan kurang diperhatikan atau tidak tersampaikan dengan baik hanya karena pemberi pesan tidak mengerti cara dan teknik menyampaikannya dengan benar,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan ketika seorang public speaking atau orang yang sedang berkomunikasi secara lisan di muka umum. Pertama, yang penting dan paling penting menurutnya adalah kuasai audiens terlebih dahulu. “Penyuluh harus pede dan tidak boleh minder dalam memberikan pesan atau berbicara dihadapan warga binaan,” tegasnya.
Yang kedua menurutnya seorang public speaking harus menguasai perkembangan teknologi yang sedang berkembang saat ini, Seorang public speaking tidak bisa lepas dari yang namanya perkembangan sains dan teknologi. Dia mencontohkan hal sederhanya yang sering terjadi adalah cara memegang microphon yang baik dan benar. Bagaimana cara memegangnya dan cara menghidupkannya seorang public speaking juga harus tahu caranya dengan benar.
Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah unsur ketrampilan, seseorang ngomong dihadapan umum itu sebenarnya adalah karena kebiasaan. Maka menurutnya dibutuhkan sebuah latihan secara kontinyu dan terus menerus.
Keempat yang harus dipahami seorang public speaking adalah seni/estetika dan penampilan. Seseorang yang berbicara di hadapan umum harus memiliki jiwa seni dan berpenampilan menarik di hadapan khalayak. “Sesuaikan dengan tema dan audiens yang dihadapi,” pungkasnya. (fz/qq).