FKUB Kota Semarang Dapat Kunjungan Tim Studi Banding Dari Wonogiri

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang – Setelah meraih Harmony Award 2020 pada awal tahun ini, FKUB Kota Semarang menjadi daya tarik untuk dikunjungi oleh FKUB dari daerah lainnya, termasuk Kab. Wonogiri. Keinginan untuk mengelola anggaran yang dapat memenuhi standar aturan menjadi motivasi kunjungan ini, papar H. Sutopo, Ketua FKUB Kab. Wonogiri di Gedung FKUB Kota Semarang pada Rabu (17/3) kemarin.

“Kami harus siap dalam mengelola anggaran hibah untuk rangkaian kegiatan pada tahun 2022, agar nantinya juga marwah para tokoh agama dapat terjaga seiring dengan bergulirnya pembinaan kerukunan di masyarakat”, imbuhnya.

Tim tamu yang didampingi oleh Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Wonogiri, Sulardi, disambut hangat oleh FKUB Kota Semarang yang siap pula memaparkan mekanisme pengelolaan anggarannya selama ini. “Pembelajaran ini sangat penting, agar ketika kami nanti menjadi pintu keluarnya anggaran dapat memilah kegiatan yang urgen sesuai kebutuhan”, ungkap Sulardi.

H. Mustam Aji, selaku Ketua FKUB Kota Semarang dengan semangat memberikan pengalamannya sehingga yang awalnya sebatas  mendapat fasilitasi menjadi dipercaya mengelola  hibah setiap tahunnya. 
Demikian pula  Edy Riyanto yang menjadi Wakil Ketua I dengan lugas menjawab pertanyaan dari tim studi banding tersebut karena memang tahu betul sejarah awal terbentuknya FKUB dan pengelolaannya dari kucuran anggaran yang kecil menjadi hibah, tutur Syarif Hidayatullah, selaku sekretaris.

Dahaga tim studi banding semakin terpuaskan oleh penjelasan mekanisme keluarnya anggaran hibah yang dipandu oleh Saiful Rizal, selaku tenaga full timer di kantor sekretariat FKUB Kota Semarang. “Dari rangkaian pembuatan proposal sampai munculnya dana hibah dan pelaporannya, yang paling krusial adalah saat kita meyakinkan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) tentang perlunya suatu kegiatan dianggarkan, layaknya ujian skripsi atau tesis”, ungkap Saiful yang sudah bekerja di FKUB sejak 2011.

Rombongan dari Wonogiri tersebut akhirnya merasa lega karena setidaknya mendapat gambaran jelas bagaimana mengelola anggaran dan menyusun rangkaian pembinaan kerukunan  umat beragama di daerahnya. (sy/bd)<!–/data/user/0/com.samsung.android.app.notes/files/clipdata/clipdata_bodytext_210318_054225_000.sdocx–>