Pati – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan Semarang menggelar kegiatan Pelatihan Tematik Raudhatul Athfal (RA) di Wilayah Kerja Kantor Kementerian Kabupaten Pati pada tanggal 5 sampai tanggal 10 April 2021 mendatang.
Kegiatan ini diawali dengan pelaksanaan pembukaan diklat yang bertempat di aula kantor Kementerian Agama Kab. Pati pada Senin (5/4) oleh Kepala Subbag Tata Usaha mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati Ahmad Syaiku, dihadiri oleh widyaiswara Mutadi mewakili Kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang, serta diikuti 40 Guru Raudhatul Athfal (RA) yang kebetulan semuanya perempuan.
Dalam sambutan kepala Balai Diklat Keagamaan Semarang yang diwakili widyaiswara Mutadi menyampaikan bahwa guru Raudhatul Athfal (RA), memiliki peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan anak, dan cukup sulit karena harus “tematik”, kecuali matematika dan PJOK kelas 4,5 dan 6 yang sudah berdiri sebagai mata pelajaran sendiri. Dalam pelatihan ini, karena menggunakan anggaran negara jadi peserta harus bersungguh sungguh mengikuti dan membuat produk pelatihan seperti RTL, RPP dan design Pembelajaran.
Sementara, Kepala kantor Kementerian Agama yang berencana hadir dan membuka kegiatan, harus mengikuti RAKERNAS di Surakarta, sehingga mewakilkan kepada Ka Sub Bag. Tata Usaha Ahmad Syaiku yang dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Balai Diklat Keagamaan Semarang, karena setiap tahun selalu mendapat kuota pelatihan. Kabupaten Pati memiliki 625 lembaga pendidikan, dan 228 diantaranya adalah Raudhatul Athfal (RA).
Menurut Syaiku, RA di Kab. Pati merupakan Raudhatul Athfal (RA) terbanyak di Provinsi Jawa Tengah, namun meskipun jumlah lembaga nya banyak, tapi dalam hal jumlah siswa masih kalah dengan kabupaten sebelah. Bahkan tahun 2020 kemarin terpaksa menutup 4 lembaga pendidikan karena kekurangan murid. Hal itu harus menjadi cambuk agar dapat lebih meningkatkan kualitas.
Dalam meningkatkan kualitas pendidikan harus memperhatikan 3 hal dasar yaitu, Guru, Kurikulum dan Komunikasi:
- Guru harus selalu meningkatkan kompetensinya, banyak ikut pelatihan dan kegiatan yang bermanfaat.
- Kurikulum, buat kurikulum yang dapat menjawab kebutuhan orang tua, seperti saat ini sedang banyak Raudhatul Athfal (RA) Tahfidz atau Raudhatul Athfal (RA) yang pembelajarannya sampai sore. Ternyata meskipun sekolah-sekolah tersebut lebih mahal, orangtua banyak yang tetap memilih menyekolahkan anaknya pada sekolah tersebu.
- Komunikasi, Sekolah harus membuka komunikasi dengan masyarakat, orangtua dan Instansi terkait.
Sebagai penutup Ka.Subbag Tata Usaha mengucapkan selamat kepada peserta, dan berharap peserta melaksanakan Pelatihan ini dengan sungguh-sungguh, serta mendiseminasikan hasil pelatihan karena peserta merupakan guru-guru yang terpilih. (at/qq)