Gelar Halal Bihalal, SD Muhammadiyah 1 & 2 Alternatif Kota Magelang Hadirkan Pendongeng Nasional

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Kota Magelang – SD Muhammadiyah 1 dan 2 Alternatif  Kota Magelang hari ini (Senin, 15/5) menggelar acara halal bihalal tatap muka di GOR Samapta Magelang.

Halal bihalal kali ini terasa istimewa karena menghadirkan pendongeng nasional Ustadz Wawan Sembododari Jogjakarta. Tujuannya tidak lain adalah untuk menjalin silaturahim dan bermaaf-maafan antar wali murid serta keluarga besar SD Mutual 1 dan 2.

Dalam Sambutannya, Kepala SD Mutual 1 Luqman Noviantomengatakan “Melalui momentum Idul Fitri ini, kita bisa menata hati kembali. Karena setelah kita dibina satu bulan penuh di bulan Ramadan 1444 Hijriah, mengerjakan amal-amal shaleh, maka setelah lebaran, kita harus tetap istiqomah menjalankan amal-amal kebaikan,” bebernya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halal bihalal diartikan sebagai maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (GOR, auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang yang merupakan suatu kebiasaan khas Indonesia.

Sedangkan Salamun sebagai Koordinator Majelis Dikdasmen sekaligus juga Pengawas PAI di Kota Magelang menyampaikan bahwa dalam bahasa Arab, halal bihalal berasal dari kata “Halla atau Halala” yang mempunyai banyak arti sesuai dengan konteks kalimatnya.

“Penyelesaian problem (kesulitan), meluruskan benang kusut, mencairkan yang beku, atau melepaskan ikatan yang membelenggu,” imbuh Salamun.

Pada kesempatan ini hadir pula Kepala Disdikbud Imam Baihaqi, Ketua PDM Kota Magelang, para pengawas baik dari Disdikbud maupun Kemenag serta Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Suryanto.

Ustaz Wawan Sembodo dalam taushiyah mengingatkan pentingnya mensyukuri nikmat sehat, sempat dan iman. Betapa banyak nikmat yang kita rasakan, sehingga kita tidak akan mampu menghitungnya.

Mari kita renungkan, jika saat ini Allah mencabut keimanan dalam diri kita, maka hidup kita akan terombang ambing, sehingga diri kita terjerumus ke dalam kemusyrikan dan keburukan lainnya. Terang Ustad Wawan selanjutnya. (Salamun/Hari/rf).