Kendal – Guru pengajar MA dan SMK Darul Amanah mengikuti kegiatan bimbingan teknis penyusunan perangkat ajar ATP-MA (Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar) di Pondok Pesantren Darul Amanah Senin (3/7). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendorong perbaikan kualitas dari krisis pembelajaran khususnya melalui kurikulum merdeka.
Bimtek yang berlangsung selama 2 hari itu diikuti puluhan peserta yang terdiri dari guru guru pengajar MA dan SMK Darul Amanah dengan didampingi Pengawas sekolah Cabang Dinas XIII dan Balai Diklat Keagamaan Semarang.
Perangkat ajar menjadi sarana untuk mengorganisir, merencanakan, dan mengarahkan proses pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar harus dirancang agar sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perangkat ajar yang baik harus mencakup variasi kegiatan pembelajaran, sumber belajar yang relevan, serta evaluasi yang menyeluruh.
Perangkat ajar yang dikembangkan dalam konteks Kurikulum Merdeka harus mendorong interaksi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Penggunaan teknologi pendidikan dapat memfasilitasi pembelajaran yang interaktif, seperti penggunaan multimedia, simulasi, dan platform pembelajaran online.
Riskha Nur Fitriyah, dari Balai Diklat Keagamaan Semarang mengatakan implementasi kurikulum merdeka dan pembuatan perangkat ajar tidaklah tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain resistensi terhadap perubahan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru, serta keterbatasan sumber daya.
“Memang alurnya seperti ini ustadz dan ustadzah, kita harus metani satu persatu, dan Bingung saat ini tidak apa-apa, karena bingung sudah termasuk kedalam pola berpikir kritis,” ujarnya.
Sementara Anie Kartika, Pengawas sekolah Cabang Dinas XIII menambahkan, dalam kurikulum merdeka ini hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah Assesmen Diagnostik/Awal, gunanya untuk melihat seberapa jauh kemampuan awal yang dimiliki peserta didik. (DA/bel/rf)