Banjarnegara – Dua guru MAN 1 Banjarnegara mengikuti soft launching pelatihan pendidik berkelas dunia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang bekerjasama dengan Dugi Google For Education Partner yang diadakan secara daring melalui Youtube Pendis Channel. (29/6)
Atas undangan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi se-Indonesia, Drs. Saean dan Laely Alfiyatun mengikuti tahapan-tahapan kegiatan Soft Launching Pelatihan Google for Education untuk 75.000 Guru Madrasah Indonesia, dengan antusias, bahkan keduanya memepersiapkan diri jauh sebelum acara dimulai.
“Saya berharap dengan pelatihan ini akan menambah wawasan keilmuan saya dan membawa peningkatan kualitas serta kompetensi dalam dunia pendidikan,” ungkap Saean sebagai salah satu perwakilan peserta saat diwawancari seusai mengikuti kegiatan tersebut, Kamis, (1/7)
Dalam soft launcing disampaikan arahan oleh direktur GTK Kemenag RI, arahan Dirjen Pendis Kemenag RI, orientasi program tutorial aktivasi akun Edukasi Madrasah dan tutorial guru bergabung dalam kelas virtual.
Dr. Muhammad Zain, Sag., M.Ag selaku Dirjen Pendis Kemenag RI menyampaikan dalam sambutannya, tenaga pendidik di Madrasah harus ikut dalam transformasi pendidikan digital agar tidak tertinggal dari lainnya, diboyongkan Google dalam rangka meningkatkan kompetensi para tenaga pendidik diharapkan mampu menjawab tantangan di era revolusi 4.0 sekaligus menambah daya kreativitas dalam proses belajar mengajar di era digital.
Sementara itu, dalam sambutan pula Duta Digital Informatika Ganis Samoedra Muharyono menyampaikan timnya akan memberikan pelatihan terutama dalam menggunakan lembar kerja yang ada pada mesin pencarian terbesar di dunia itu sehingga guru-guru Madrasah nantinya akan memiliki kemampuan berstandar Internasional.
Beberapa aplikasi yang akan diberikan sebagai menu pelatihan adalah penggunaan Feature, Docs, Sheet, Google Meet, Hingga Google Form, aplikasi Google Work Space tersebut diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran.
Adapun kemampuan yang harus diberikan kepada peserta didik melalui aplikasi tersebut meliputi kemampuan memecahkan masalah, kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis hingga berpikir kreatif.
“Tetapi bagaimanapun hebatnya teknologi pendidikan tanpa adanya guru yang hebat maka teknologi akan sia-sia”, kata dia. (lan/ak/rf)