Wonosobo – Dalam rangka menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Wonosobo mengadakan Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Jumat (02/03). Acara yang digelar di GOR Kelurahan Sukorejo tersebut, menghadirkan KH. Abdullah Maksum, MPd.I Alh. sebagai narasumber.
Kepala Sekolah MTsN2 Wonosobo, Abdul Maliq selaku Pembina Pelaksana acara ESQ ini sebutkan sebanyak 151 siswa kelas IX MTsN2 Wonosobo . Kegiatan ESQ tahun ini tidak seperti tahun lalu yang biasa mengundang wali murid kelas XI, namun acara tahun ini hanya diikuti siswa kelas XI.
“Kami mewajibkan semua peserta kegiatan ESQ ini dapat hadir penuh sejumlah 151 siswa, total kelas XI pada sekolah ini. Kemudian tampak lain dari biasanya kali ini kita mengundang Kyai Maksum, tadi juga kita lihat bersama mereka tampak khidmat mengikuti acara tersebut,” tutur Abdul Malik.
Dalam kegiatan tersebut, bertindak sebagai narasumber, KH. Abdullah Maksum, MPd.I Alh. menyampaikan, bahwa keluarga merupakan madrasah terbaik yang menjadi tempat belajar pertama dan utama. Di dalam keluarga, lanjutnya, orang tua merupakan guru pertama yang sudah berjuang mendidik dari kecil.
“Bapak dan ibu selaku orang tua kita, sudah berjuang membesarkan dan mendidik kita. Maka dari itu jangan sampai menyakiti orang tua, berbaktilah kepada mereka dengan cara belajar yang tekun,” ungkap dia.
Selain itu, untuk berbakti kepada orang tua, katanya, salah satunya adalah menjadi anak yang sholih dan sholihah sesuai harapan mereka. Namun untuk menuju itu, tidaklah mudah karena harus melalui proses yang panjang dan tidak serta merta layaknya membalikkan telapak tangan.
“Untuk itu semangat belajar harus selalu ada pada setiap siswa. Belajar adalah proses dari tidak bisa menjadi bisa, dari memiliki akhlak yang kurang baik menjadi lebih baik itulah namanya belajar,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sebagai siswa madrasah hendaknya para siswa sekalian selalu berusaha menjadi yang terbaik setiap harinya, dengan semboyan hari ini lebih baik dari pada hari kemarin. Hal itu sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan segalanya.
“Bersyukurlah masih diberi kesempatan untuk belajar karena banyak diluar sana anak-anak yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar bahkan masih banyak anak- anak yang terlantar dan jauh dari orang tua,” pungkasnya.
Dalam kegiatan yang cukup khidmat, para siswa terlihat antusias dan membuat hampir semua siswa terbawa suasana dengan materi yang disampaikan oleh nara sumber berkenaan dengan akhlaqul karimah, rasa syukur dan rasa terima kasih kepada orang tua sehingga banyak siswa yang menitikkan air mata bahkan menangis. Kegiatan ditutup dengan bersalam-salaman antara siswa dengan guru sebagai ucapan permohonan maaf dan sekaligus mohon doa restu agar diberi kemudahan dalam mengikuti ujian. (PS-WS/Wul)