Hadi Rahman : Berita Baik, Mesti Tahu Ragam Fakta

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Jakarta – Pusat Informasi dan Humas Kementerian Agama RI melaksanakan Workshop Jurnalistik untuk peningkatan kompetensi Jabatan tenaga kehumasan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Se Indonesia, bertempat di Lantai 2 Ruang Pertemuan Sekretaris Jenderal Kemenag RI, sebagai narasumber Hadi Rahman staf Ahli Khusus Bidang Media dan Komunikasi Menteri Agama dan beberapa pejabat eselon lainnya, Rabu (10/11).

Kementerian Agama sebagai lembaga negara yang mempunyai Satker yang jumlahnya sangat besar, kondisi itu sangat membutuhkan pengendalian, penadampingan dalam melakukan publikasi untuk ragam fakta agar sesuai dengan kepentingan pengembangan, pemberdayaan lembaga.

Hadi Rahman dalam presentasinya menjelaskan bahwa penulisan berita untuk pemberitaan lembaga sudah harus mampu mengelola fakta supaya hasil pemberitaan mampu membuat citra yang bagus dan berkembang.

Lanjut kata Hadi, “Pewarta supaya mendapatkan berita yang sesuai hasil yang dikhendaki dan selearas dengan bentuk, tujuan dan target kegiatan yang akan diwartakan, maka harus mengetahui secara jelas tentang setting acara yang sedang berlangsung”.

Tambah Staf Ahli Khusus Menag, “Seorang wartawan juga harus mampu membuat prediksi-prediksi kepentingan regulasi yang ditetapkan ataupun kegiatan yang dilaksanakan.”

Pesan Hadi Rahman  menyatakan, “Terpenting untuk menjadi pewarta supaya sukses harus mampu menuangkan Bahasa tulisan yang efektif, sesuai kaidah Bahasa baku, dari tahapan memahami ragam fakta, bagaimana menyusun kualitas berita agar menjadi yang baik, dan terpenting lagi mengolah angel dari cara merencanakan (planning), memproses (procesdding), sampai Packging (finalisasi) harus betul-betul cermat sebelum berita dikeluarkan harus diperhitungkan dulu.”

“Penting  sebagai pesan akhir, wartawan juga harus memiliki jiwa independen, sebab independen itu bersumber dari pikiran bukan faktor dari lingkungan dan sosial, maka pewarta kata Hadi R ; “jangan sampai mempunyai rasa beban, tertekan dari pimpinan yang penting sesuai etika dan aturan dengan dasar kode etik wartawan kemudian disesuaikan dengan kondisi lembaga yang kita tempati kemudian menyesuaikan, dengan kreatifitas dan inovasi masing-masing, akhir pidato Hadi Rahman.(ali)