Cilacap – Hari pertama, Jum’at (4/5) Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) santri tingkat wusta pada pondok pesantren di Kabupaten Cilacap berlangsung lancar. Berdasarkan jadwal, UNBK ini akan berlangsung selama tiga hari dengan enam mata pelajaran. Sehingga tiap hari peserta harus mengerjakan dua mata pelajaran.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap melalui Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren), Subhan Wahyudi mengatakan, kelancaran UNBK pesantren tidak lepas dari persiapan yang matang. Para santri sebelumnya mengikuti program simulasi minimal dua kali. Sehingga saat mengerjakan UNBK yang sesungguhnya mereka sudah tindak canggung.
“Ketika para penyelenggara pesantren Wajardikdas meminta ujian secara UNBK, maka langsung kami siapkan segala sesuatu terkait teknis. Hal ini mengingat UNBK merupakan hal yang baru bagi santri pondok pesantren. Selain jarang berkutat dengan komputer, UNBK juga merupakan pengalaman pertama baik bagi penyelenggara maupun santri. Karenanya, kami mengarahkan untuk melakukan persiapan sebaik mungkin. Dan hasilnya seperti yang kita ketahui bersama, semua berjalan lancar,”katanya.
Dikatakan lebih lanjut, lancarnya kegiatan UNBK di pesantren menunjukkan bukti bahwa kualitas santri secara penguasaan teknologi tidak kalah dengan siswa di madrasah atau sekolah umum. Dari bukti tersebut diharapkan perhatian pemerintah kepada pendidikan pondok pesantren akan semakin meningkat dan berkualitas. Sehingga lulusan pondok pesantren selain mendapat ijazah yang setara juga kompetitif dalam dunia kerja.
Dengan memiliki ijazah yang setara dengan madrasah atau sekolah umum, lulusan pesantren mempunyai nilai plus. Yakni berbekal pengetahuan di bidang ilmu keagamaan.
Langkahnya menggandeng PKBM terbukti berfungsi sesuai harapan. Sehingga pengalaman pertama yang baik tersebut dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan UNBK di tahun-tahun berikutnya.
Kebijakan menggandeng PKBM karena salah satu syarat utama untuk dapat menggelar UNBK, lembaga penyenggaranya harus sudah terakreditasi. Sedangkan pesantren penyelenggara wajardikdas belum ada satu pun yang terakreditasi. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana yang dimiliki masih jauh dari kata layak. Sehingga kebijakkan mengindukkan adalah langkah yang tepat.(On/bd)