Jangan Beri Air Comberan kepada Anak Didik

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Semarang –  Guru yang selalu belajar dan meningkatkan pengetahuannya, ibarat memberikan air jernih kepada muridnya, tetapi guru yang pasif dan tidak berkarya ibarat memberikan air comberan kepada muridnya. Demikian sebuah kutipan pernyataan yang ditulis oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Semarang Muh Habib dalam Kata Pengantar sebuah buku yang berjudul Guru Pun Semakin Seksi.

Kepala Kantor memberikan apresiasi atas terbitnya buku berisi essai kumpulan tulisan pendek yang ditulis oleh Ahmad Riyatno Guru MAN 2 Semarang ini. Ditemui di ruang kerjanya, Habib berharap semoga buku tersebut dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi pembaca, khususnya bagi kalangan guru madrasah dalam upaya menumbuhkan kompetensi dan karyanya. “Kita harus mengakui bahwa tidak banyak guru yang mampu menghasilkan karya dalam bentuk tulisan buku,” ungkap Muh Habib.

Ketika ditanya tentang pernyataan di atas, Habib menjelaskan bahwa pernyataan tersebut hanyalah kiasan yang harus kita sikapi secara positif bahwa begitu besar ekspektasi orang tua murid, masyarakat dan pemerintah terhadap guru. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru semakin kompleks, sehingga guru dituntut untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan kompetensi profesionalnya.

Guru sebagai ujung tombak pembelajaran harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Dengan seabreg fungsi dan peran yang diemban guru sebagai informator, konservator, inovator, transmitor, transformator, organisator, motivator dll, guru harus mampu menciptakan proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).

Menurut Habib, jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, guru akan kehilangan kepercayaan baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif, artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. (ch/gt)