Rembang – Bu Djoko tengah sibuk melayani Jemaah calon haji yang sedang memilih-milih perlengkapan haji. Lapak yang dibuka di halaman pendopo Museum Kartini itu terlihat sesak oleh pembeli yang akan berangkat haji pada tahun ini. Maklum, menjelang pemberangkatan, Calon Jemaah haji harus mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk memburu beberapa peralatan dan perlengkapan haji.
Bu Djoko ini ternyata bukanlah warga asli Rembang. Wanita yang hampir memasuki usia senja itu adalah warga Randusari, Kota Semarang. Setiap kali ada manasik haji, Bu Djoko yang dibantu oleh putranya selalu membuka lapak untuk menawarkan dagangannya.
Tak hanya di Rembang saja. Bu Djoko yang mempunyai toko pusat oleh-oleh dan suvenir Haji di rumahnya ini mengaku berkeliling kota dan membuka lapak di mana manasik haji digelar.
Setiap kali membuka lapak, dagangan Bu Djoko ini selalu laris. Banyak barang yang ditawarkannya antara lain mukena, gamis, tali koper, gelas air zam-zam, sepatu dan topi, kacamata laris diserbu pembeli.
Selain itu, suvenir haji seperti kurma, kacang arab, sajadah, jilbab, tasbih, dan jenis lainnya juga banyak yang dipesan dalam jumlah besar. Bahkan, seorang pembeli harus kehabisan stok ketika hendak membeli pelembab kulit ‘vaseline’ untuk beberapa teman serombongannya.
“Besok waktu penutupan manasik haji kemari lagi Pak. Saya stok lagi barangnya,” seru Bu Djoko kepada seorang pembeli.
Pemilik lapak lainnya, sebut saja Pak Abdullah, juga kebanjiran order menjelang musim haji. “Setiap kali musim haji, kami selalu merasakan berkah. Banyak calon haji yang memesan perlengkapan haji maupun oleh-oleh haji dalam jumlah banyak,” ujarnya.–iq/bd