Blora – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blora M. Fatah memberikan pembinaan dalam acara Halal Bihalal Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) se-Eks Karesidenan Pati, Selasa (16/05/2023).
Dalam kesempatan ini Kabupaten Blora menjadi tuan rumah dalam acara syawwalan tersebut.
Tampak hadir dalam kegiatan ini, Bupati Blora yang diwakili oleh Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Nuril Huda S.P.,MM, Kakankemenag Kabupaten Blora M. Fatah, S.Ag., M.Ed, Pokjawas, Ketua IGRA Karisedanan Pati dan perwakilan peserta dari setiap wilayah se-Eks Karisedanan Pati.
M. Fatah dalam kesempatan ini berpesan kepada guru RA untuk membuat strategi pola belajar yang baik untuk anak-anak di masa golden age tersebut.
“Pola asuh di RA harus menanamkan tauhid, menanamkan kebiasaan ibadah, perkembangan psikologi dan kepribadian mandiri, tidak mudah merampas hak temannya,” kata M. Fatah
Lanjutnya, pola asuh tersebut perlu diajarkan langsung dengan cara dilatih dan didampingi secara langsung.
“Mendidik di waktu kecil itu ibarat mengukir di atas batu, sangat sulit tetapi hasilnya sangat membekas tidak mudah berubah. Beda halnya dengan belajar di usia senja seperti mengukir di atas air maka tidak mudah sangat sulit. Maka itu, pentingnya Guru RA sebagai peletak pondasi anak, maka harus semangat” ujar M. Fatah.
Kakankemenag juga berpesan kepada guru RA selain menanamkan sikap tawadhu anak kepada orang tua juga meminta guru RA mendidik peserta didik agar dapat berkomunikasi dengan Bahasa Jawa.(nn/rf)
M. Fatah dalam kesempatan ini berpesan kepada guru RA untuk membuat strategi pola belajar yang baik untuk anak-anak di masa golden age tersebut.
“Pola asuh di RA harus menanamkan tauhid, menanamkan kebiasaan ibadah, perkembangan psikologi dan kepribadian mandiri, tidak mudah merampas hak temannya,” kata M. Fatah
Lanjutnya, pola asuh tersebut perlu diajarkan langsung dengan cara dilatih dan didampingi secara langsung.
“Mendidik di waktu kecil itu ibarat mengukir di atas batu, sangat sulit tetapi hasilnya sangat membekas tidak mudah berubah. Beda halnya dengan belajar di usia senja seperti mengukir di atas air maka tidak mudah sangat sulit. Maka itu, pentingnya Guru RA sebagai peletak pondasi anak, maka harus semangat” ujar M. Fatah.
Kakankemenag juga berpesan kepada guru RA selain menanamkan sikap tawadhu anak kepada orang tua juga meminta guru RA mendidik peserta didik agar dapat berkomunikasi dengan Bahasa Jawa.(nn/rf) 