Boyolali – Dalam rangka membumikan moderasi beragama dan tahun toleransi 2022, lembaga Pasamuan Umat Budha (LPUB) Desa Sampetan menyelenggarakan kegiatan pembinaan tokoh agama budha, penguatan moderasi beragama menuju tahun toleransi 2022. Acara yang diselenggarakan pada Jumat (24/06) di Giri Sasana Samadhi, Sampetan, Ampel, Boyolali tersebut diikuti sebanyak 50 orang yang terdiri dari pengurus vihara dari desa Sampetan, Ngadirojo dan Jlarem serta perwakilan umat budha dari 3 desa di lereng merbabu tersebut. Hadir dalam kesempatan tersebut kepala kantor kementerian agama kabupaten boyolali, penyelenggara katolik, pranata humas, dan penyuluh agama budha pada kankemenag kab. Boyolali.
Dalam kesempatan tersbeut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Boyolali, Hanif Hanani mejelaskan tentang pentingnya moderasi beragama sebagai salah satu dari program prioritas Kementerian Agama guna menuju tahun toleransi.
“Saya berterimakasih sekali kepada LPUB atas inisiatifnya mengadakan kegiatan ini, berbicara mengenai moderasi beragama erat sekali kaitannya dengan tahun toleransi, moderasi beragama sebagai dasar pijakan untuk menuju tahun toleransi, moderasi beragama bukan berarti agamanya yang di moderenkan, tetapi cara beragamanya yang disesuaikan jaman sementara ajaran agamanya tetap menjadi pilar yang kokoh, sehingga moderasi beragama tidak kebablasan,” kata Hanif
Selanjutnya hanif mengatakan bahwa salah satu point dalam moderasi beragama adalah akomodatif terhadap kearifan lokal. Sebagaimana diketahui, indonesia adalah negara yang majemuk dengan berbagai budaya, suku serta adat istiadat yang berbeda. Dengan kemajemukan adat istiadat dan ketaatan masyarakat terhadap agama yang dianut tersebut tidak menggerankan apabila adat istiadat yang ada selalu berjalan berdampingan dengan ritual keagamaan, tidak terkecuali di desa Sampetan.
“Letak giri sasana samadhi yang dilereng gunung merbabu ini mencerminkan bahwa orang orang yang bermukim disini ingin dekat dengan masyarakat, begitu juga desain bangunannya yang sebagian mengadopsi budaya setempat, saya rasa ini juga ditepakan di rumah ibadah masing masing ya bapak ibu semuanya,” ungkapnya.
Hanif berharap agar para pimpinan rumah ibadah yang hadir pada kesempatan tersebut mampu menyebarkan dan menjaga gaung moderasi beragama di lingkungannyamasing masing agar kehidupan beragama yang telah berjalan baik dapat terus lestari lestari.
“Kerukunan yang sudah ada di desa sampetan dan desa sekitarnya ini mari kita jaga dengan baik, toleransi yang sudah ada kita lanjutkan selama itu tidak bertentangan dengan ajaran agamanya, kalau ada yang berbeda harus kita hormati, anggaplah itu sebagai cara diri kita menghormati perbedaan yang ada pada diri kita, teruslah berbuat baik, menebar kebajikan, maka kita juga akan menuai kebajikan dari alam semesta,” pungkasnya. (ZN/Jaim/rf)