Kota Semarang (Humas) – Dalam rangka meningkatkan kinerja pembelajaran di kelas, seluruh guru MI Tarbiyatul Khairat mengikuti kegiatan pembinaan yang diselenggarakan di madrasah setempat, Rabu (25/9/2024).
Kegiatan ini juga dihadiri Kakankemenag Kota Semarang, dan Pengawas Madrasah, Imron Rosyadi.
Nur Chasanah selaku Kepala Madrasah menerangkan, sengaja menghadirkan Kakankemenag Kota Semarang guna memberikan motivasi kepada para guru MI Tarbiyatul Khairat. “Alhamdulillah Bapak Ahmad Farid, Kepala Kemenag Kota Semarang berkenan hadir di tengah-tengah kita hari ini, dengan harapan bisa memberikan suntikan motivasi kepada para guru untuk meningkatkan kinerja pembelajaran di kelas,” ujarnya.
“Kehadiran Bapak Kakankemenag disini sangat berarti bagi kami, karena mampu memberikan spirit tersendiri, kami merasa lebih diperhatikan, dan menandaskan bahwa MI Tarbiyatul Khairat merupakan bagian dari keluarga besar Kementerian Agama,” sambungnya.
Dalam sambutannya, Ahmad Farid menyampaikan apresiasi kepada Kepala MI Tarbiyatul Khairat beserta jajarannya, karena telah turut ambil bagian dalam upaya mencerdaskan bangsa. “Diperlukan kerjasama dari seluruh pihak dalam upaya mewujudkan generasi emas, generasi penerus bangsa yang berkualitas, baik dari pemerintah, lembaga pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, wali murid, dan siswa itu sendiri. Kementerian Agama berterima kasih kepada Yayasan Pendidikan Islam Tarbiyatul Khairat, khususnya MI Tarbiyatul Khairat, yang telah turut mengambil peran dalam perjuangan ini,” tuturnya.
Farid menandaskan, generasi yang berkualitas adalah generasi yang memiliki multi kecerdasan. “Pemimpin masa depan yang kita harapkan adalah anak-anak kita nantinya yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan spiritual, emosional, dan sosial. Disinilah peran guru sangat diperlukan ditengah-tengah keterbatasan orang tua dalam mendampingi putra-putrinya bertumbuh dan berkembang karena kesibukannya mencari nafkah,” ujarnya.
Untuk itu, Farid mengajak guru menjadi teladan yang baik. “Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu. Di era digitalisasi informasi, siswa bisa memperoleh informasi/pengetahuan dari internet. Tinggal searching lewat google, informasi apa saja bisa mereka dapatkan. Tetapi akhlak yang baik tidak hanya diperoleh melalui metode pendidikan langsung, tidak langsung atau mengambil manfaat dan kecenderungan, akan lebih efektif melalui teladan, yaitu meniru orang-orang yang dekat dengannya. Metode ini akan memberikan kesan atau pengaruh pada perilaku. Maka seyogyanya sebagai seorang guru mempunyai etika dan perilaku yang luhur serta dapat menjadi panutan bagi murid-muridnya dalam segala hal,” tandasnya.
“Mereka adalah amanah yang dititipkan kepada kita. Tandaskan betul ini, niatkan dalam mendidik mereka sebagai ladang ibadah, lakukan dengan ikhlas, insya Allah akan menjadi tabungan kelak di hari akhir. Perlu diingat, mendidik bukan mendadak, sehingga nikmati prosesnya, insya Allah lelahnya kita di dunia berbuah kebaikan di akhirat,” pungkasnya.(Nunung/Nba)