Jepara (Humas) – Kantor Kemenag Kab. Jepara menggelar acara ngobrol pendidikan Islam atau disebut Ngopi bersama anggota DPR RI Komisi VIII, Abdul Wahid. Selain itu hadir pula Wakil Ketua PCNU Jepara Bidang Pendidikan, M. Syaiful Wa’i dan Ketua PD Muhammadiyah Kab. Jepara, Fachrurrozi.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh 80 orang peserta yang diantaranya terdiri dari Kepala Madrasah Negeri, Pengurus Pokjawas, dan AGPAII, Pengurus KKMA, KKMTs, KKMI dan IGRA, Fatayat, Muslimat, GP. Ansor, dan LP. Ma’arif, Majlis Dikdasmen PDM Kab. Jepara dan dari unsur pendidikan dan masyarakat.
Mengawali acara tersebut, Kakanwil Kemenag Prov. Jateng, Musta’in Ahmad memberi pesan penting bagi segenap tenaga pendidikan bahwa mengikuti perkembangan iptek adalah keniscayaan, termasuk pelayanan haji, ponpes dan pendidikan “Pendidikan madrasah yang dahulu kala menjadi pilihan terakhir bagi orang tua, sekarang menjelma menjadi pilihan pertama berkat kemampuannya menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Dia berpesan agar peserta bisa aktif memberi masukan dan memanfaatkan forum Ngopi agar mendapatkan wawasan tentang perkembangan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Lingkungan Jepara, serta mampu menyerap isu isu terkini tentang pendidikan Islam,” ujarnya saat menjadi moderator Ngopi di Resto Hastana Hinggil, Desa Sumosari Kecamatan Batealit, Jepara pada Kamis (18/8).
Selain itu, DPR RI Komisi VIII, Abdul Wahid menyampaikan tentang bagaimana upaya Komisi VIII dalam menyusun strategi untuk memperjuangkan peningkatan dan penanganan bidang keagamaan dan pendidikan.
“Alokasi ABPN untuk pendidikan sebesar 20% menurut Undang-Undang dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk peningkatan pendidikan keagamaan,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan pilar dalam pembentukan karakter bangsa “Sehingga pemerintah harus wajib memperhatikan dan memperioritaskan terbentuknya karakter bangsa melalui tetap dihadirkannya kurikulum pendidikan agama baik melalui madrasah maupun pondok pesantren sebagai wujud diprioritaskan,” imbuhnya.
Suasana dialog dalam kegiatan NGOPI tersebut berlangsung dengan santai dan penuh kekeluargaan, karena seluruh hadirin dapat berdialog dengan penuh keakraban, namun tetap fokus pada permasalahan sehingga setiap persoalan yang disampaikan dapat ditanggapi jelas dan baik. (d/sfr/rf)