Wonosobo – Usai mengikuti apel pagi rutin, Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kantor Kemenag Kabupaten Wonosobo lakukan pendampingan ketua MGMP dan KKG PAI pada rapat koordinasi (Rakor) gagas bentuk Tim moderasi beragama di sekolah. Rakor dilaksanakan pada Senin, (8/3) di ruang rapat Kankemenag Wonosobo.
Rakor terbatas ini dihadiri oleh lima peserta perwakilan dari KKG PAI dan MGMP PAI. Fakih Khusni, selaku Kasi PAIS Kankemenag Wonosobo, saat mendampingi Rakor pembentukan Tim moderasi beragama mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam memiliki peran penting dalam menjawab berbagai problematika yang terjadi.
“Pendidikan Islam memiliki tanggung jawab untuk menjembatani munculnya berbagai persoalan sosial, terutama yang bersinggungan dengan nuansa paham keagamaan,” ungkap Fakih Khusni.
Pihaknya menambahkan, Indonesia dengan latar belakang majemuk kerap sekali berpotensi menjadi pemicu konflik.
“Di tengah-tengah status sosial yang beragam latar belakangnya, pendidikan Islam masih dihadapkan dengan munculnya sentimental paham keagamaan yang dipicu oleh perbedaan cara pandang dalam memahami agama. Pada saat tertentu, nuansa paham keagamaan akan mengarah pada konflik horizontal yang meluas. ketika institusi keagamaan tidak mampu menjembatani berbagai paham keagamaan yang terjadi, terutama pada sebagian kelompok yang cenderung kurang memahami realitas perbedaan dan sempit wawasan pemahaman keagamaannya. Moderasi beragama menjadi problem solving dalam mengentas perselisihan,” imbuh Fakih Khusni.
Sementara itu, pada saat rakor berlangsung, Kepala Kantor Kemenag Wonosobo, Ahmad Farid, menyempatkan hadir dan memberikan arahannya. Ahmad Farid mengatakan, guru PAI merupakan sosok tangguh dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, dengan jumlah jam yang sangat terbatas guru harus berkreasi dan berinovasi menyampaikan materi keislaman.
“Orang tua sangat berharap ketika anak bersekolah ia akan pintar di bidang matematikanya, bahasanya dan yang lainnya. Termasuk kehadiran sosok guru agama di sekolah orang tua berharap anak akan lebih baik memahami agama dan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama islam dalam kehidupan. Maka dari itu, diperlukan metode strategis dan tepat untuk sukseskan penyampaian materi keislaman. baik tentang baca tulis Al-Qur'an, praktik ibadah, kisah teladan para nabi, ahlak budi pekerti dan lainnya termasuk muatan moderasi beragama,” kata Ahmad Farid.
Pihaknya berharap, melalui gagasan pembentukan Tim moderasi beragama di tingkat sekolah, generasi penerus bangsa sejak dini sudah dikenalkan tentang apa itu moderasi. Dan dewasa akan berperan dalam menjaga nama toleransi ditengah perbedaa. fi-ws/qq